SELAMAT DATANG

Tuesday 16 September 2014

Identitas Negara


BAB I

PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang

Banyak kalangan berpendapat bahwa gelombang demokratisasi dapat menjadi ancaman serius bagi identitas suatu bangsa termasuk Indonesia. Dewasa ini, hampir tidak satu bangsa pun di dunia bisa terhindar dari  gelombang besar demokratisasi. Gelombang demokrasi uang ditopang oleh kepesatan teknologi informasi telah menjadikan dunia seperti perkampungan global (global village) tanpa sekat pemisah. Lalu dimanakah identitas lokal berada dan bagaimana sebaiknya suatu bangsa menjadi bagian dari proses demokrasi global tanpa harus kehilangan identitas nasionalnya.

Bersandar pada fenomena tersebut, maka kami tertarik untuk membahas materi mengenai identitas nasional.


B.       Rumusan Masalah

1.      Apa yang dimaksud dengan identitas nasional?

2.      Bagaimana hakikat dan dimensi identitas nasional?

3.      Apa saja unsur-unsur pembentuk identitas nasional?

4.      Apa yang dimaksud globalisasi dan ketahanan nasional?

5.      Apa yang dimaksud dengan multikulturalisme antara nasionalisme dan globalisasi?


BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Identitas Nasional

Setiap negara pasti butuh identitas. Paling tidak, dalam satu, dua hal, berneda satu dengan yang lainnya. Katakanlah sejak sumpah pemuda, lalu dipertajam oleh polemik kebudayaan, indonesiapun sudah menganggap memiliki identitas diri (nasional).

Identitas nasional adalah identitas yang melekat pada kelompok yang lebih besar yang diikat oleh kesamaan-kesamaan fisik, seperti budaya, agama, dan bahasa, atau yang bersifat nonfisik seperti keinginan, cita-cita dan tujuan.

B.     Hakikat Dan Dimensi Identitas Nasional

Identitas adalah ungkapan nilai-nilai budaya suatu bangsa yang bersifat khas dan membedakannya dengan bangsa yang lain. Kekhasan yang melekat pada sebuah bangsa banyak dikaitkan dengan sebutan “identitas nasional”. Namun demikian, proses pembentukan identitas nasional bukan sesuatu yang sudah selesai, tetapi sesuatu yang terus berkembang dan kontekstual mengikuti perkembangan zaman. Sifat identitas nasional yang relatif dan kontekstual mengharuskan setiap bangsa untuk selalu kritis terhadap identitas nasionalnya untuk selalu menyegarkan pemahaman dan pemaknaan terhadap jati dirinya.

Pertanyaan kritis terhadap jargon-jargon identitas nasional yang dianggap statis perlu diupayakan sebagai upaya terus menerus mengkontekstualisasikan nilai-nilai baru yang terus berkembang ditengah masyarakat. Salah satunya yaitu benarkah ungkapan bahwa indonesia adalah bangsa yang ramah dan agamais. Mencermati kenyataan hidup sehari-hari, julukan ini tidak selamanya tepat. Tingginya kasus korupsi dan maraknya tindakan kekerasan yang dilakukan masyarakat dan negara merupakan kenyataan yang jauh dari julukan leluhur Indonesia sebagai masyarakat yang ramah dan agamais. Semangat dan antusiasme keagamaan sebagaimana terlihat pada semaraknya perayaan hari-hari besar keagamaan, tidak berbanding lurus dengan tingginya angka korupsi di kalangan dan birokrasi dan swasta.

Oleh karena itu, perlu terus dilakukan dalam rangka menggali, menemukan identitas nasional indonesia bahkan menciptakan identitas baru Indonesia yang demokratis, toleran, dan anti kekerasan.

Menurut para ahli secara umum terdapat beberapa unsur yang menjadi komponen identitas nasional, diantaranya :

1.         Pola perilaku, adalah gambaran pola perilaku yang terwujud dalam kehidupan sehari-hari.

Misalnya ; adat istiadat, budaya dan kebiasaan, dan lain-lain.

2.         Lambang-lambang, adalah sesuatu yang menggambarkan tujuan dan fungsi negara.

Misalnya ; bendera, bahasa dan lagu kebangsaan.

3.         Alat-alat perlengkapan, adalah sejumlah perangkat atau alat-alat perlengkapan yang digunakan untuk mencapai tujuan.

Misalnya ; bangunan candi, masjid, gereja, pakaian adat, dan lain-lain.

4.         Tujuan yang ingin dicapai, yang bersumber dari tujuan yang bersifat dinamis dan tidak tetap. Sebagai sebuah bangsa yang mendiami sebuah negara, tujuan bersama bangsa Indonesia telah tertuang dalam pembukaan UUD 1945, yakni kecerdasan dan kesejahteraan bersama bangsa Indonesia.

C.     Unsur Pembentuk Identitas Nasional Indonesia

Salah satu identitas yang melekat pada bangsa Indonesia adalah sebutan sebagai sebuah bangsa yang majemuk. Kemajemukan bangsa indonesia ini tercermin pada ungkapan bhineka tunggal ika yang terdapat pada simbol yanng mewakili sila-sila dalam dasar negara pancasila. Kemajemukan ini merupakan perpaduan dari unsur-unsur yang menjadi inti identitas diatas, yaitu sebagai berikut :

1.         Sejarah

2.         Kebudayaan

3.         Suku Bangsa

4.         Agama

5.         Bahasa

D.    Globalisasi Dan Ketahanan Identitas Nasional

Beberapa pengertian globalisasi diantaranya :

1.      Globalisasi sebagai transformasi kondisi spasial-temporal kehidupan. Hidup yang kita alami mengandaikan ruang (space) waktu(time).

2.      Globalisasi sebagai transformasi lingkup cara pandang. Dengan kata lain, globalisasi menyangkut transformasi cara memandang.

3.      Globalisasi sebagai transformasi modus tindakan dan praktik. Pada bagian ini, globalisasi menunjuk pada proses kaitan yang makin erat semua aspek kehidupan pada skala mondial.

Dapat penulis simpulkan dari ketiga pengertian diatas, bahwa globalisasi adalah suatu perubahan secara menyeluruh yang mampu mempermudah kegiatan yang didukung dengan kemajuan teknologi. Globalisasi sering diidentikkan dengan internasionalisasi, liberalisasi, universalisasi, westernisasi, dan de-teritorialisasi.

Ketahanan nasional adalah kondisi dinamis suatu bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan, yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancama, hambatan, serta gangguan baik yang datang dari luar maupun dari dalam negeri, yang langsung maupun tidak langsung membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara seta perjuangan mengejar tujuan nasional.

E.     Multikulturalisme : Antara Nasionalisme Dan Globalisme

Multikulturalisme yaitu suatu gagasan kesediaan untuk hidup berdampingan dengan orang atau kelompok lain yang berbeda secara damai. Istilah multikulturalisme tidak lain sebagai sebuah konsep pengakuan (recognition) suatu entitas budaya dominan terhadap keberadaan budaya lain yang minoritas. Dalam perjalanan sejarah nasionalisme Indonesia terdapat beberapa tahap yang sudah dan sedang dilalui bangsa Indonesia.

Tahap pertama ditandai dengan tumbuhnya perasaan kebangsaan dan persamaan nasib yang diikuti dengan perlawanan terhadap penjajahan baik sebelum maupun sesudah proklamasi kemerdekaan.

Tahap kedua adalah bentuk nasionalisme indonesia yang merupakan kelanjutan dari semangat revolusioner pada masa perjuangan kemerdekaan dengan peran pemimpin nasional yang lebih besar.

Tahap ketiga adalah nasionalisme persatuan dan kesatuan. Di era orde baru, misalnya, kelompok oposisi atau mereka yang tidak sejalan dengan pemerintah disingkirkan karena akan mengancam persatuan dan stabilitas.

Tahap keempat adalah nasionalisme kosmopolitan. Dengan bergabungnya Indonesia dalam sistem internasional, nasionalisme Indonesia yang dibangun adalah nasionalisme kosmopolitan yang menandaskan bahwa indonesia sebagai bangsa tidak dapat menghindari dari bangsa lain, namun dengan tetap memiliki nasionalisme kultural keIndonesiaan dengan memberikan kesempatan kepada aktor-aktor didaerah secara langsung untuk menjadi aktor kosmopolit.

Konsep masyarakat multikultur tampaknya relevan bagi penegasan kembali identitas nasional bangsa Indonesia yang inklusif dan toleran dengan tetap mengakar pada identitasnya yang majemuk sebagaimana terefleksi dalam konsep dasar negara pancasila.


BAB III

PENUTUP

A.      Kesimpulan

Identitas adalah ungkapan nilai-nilai budaya suatu bangsa yang bersifat khas dan membedakannya dengan bangsa yang lain. Kekhasan yang melekat pada sebuah bangsa banyak dikaitkan dengan sebutan “identitas nasional”.

globalisasi adalah suatu perubahan secara menyeluruh yang mampu mempermudah kegiatan yang didukung dengan kemajuan teknologi.

Ketahanan nasional adalah kondisi dinamis suatu bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancama, hambatan  seta perjuangan mengejar tujuan nasional.

Multikulturalisme yaitu suatu gagasan kesediaan untuk hidup berdampingan dengan orang atau kelompok lain yang berbeda secara damai.


B.       Saran

Sebagai warna negara indonesia, mengetahui dan tetap menjaga Identitas nasional adalah suatu keharusan. Oleh karena itu, perluaslah wawasan kita dengan banyak belajar baik darimedia cetak atau media massa.



DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Komaruddin dan Azra, Azyumardi. 2013. Pancasila, Demokrasi, HAM, dan Masyarakat Madani. Cetakan kesepuluh. Jakarta: ICCE

Hidayat, Komaruddin dan Azra, Azyumardi. 2010. Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani. Edisi ketiga. Jakarta: ICCE

Rozak, Abdul, dkk. 2004. Demokrasi, Hak Asasi Manusia Dan Masyarakat Madani. Edisi 1. Jakarta: Prenada Media

Sunday 14 September 2014

Penggunaan Excel dalam menghitung Pajak


Penggunaan Excel dalam menghitung Pajak

Pajak Penghasilan pasal 21 tersebut sering dijumpai pada pajak yang dikenakan kepada para pegawai. Jenis pajak tersebut dipotong secara langsung oleh pemberi kerja, seperti yang dijelaskan pada undang-undang pajak penghasilan pasal 21, yaitu "Pemotongan pajak atas penghasilan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa salah satunya dipotong oleh pemberi kerja yang membayar gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai atau bukan pegawai."

Dengan melihat begitu pentingnya Pajak Penghasilan pasal 21 tersebut, maka tidak ada salahnya jika kita mempelajari cara menghitung pajak penghasilan secara mudah, efektif, dan efisien.

Salah satu cara yang mudah digunakan dalam menghitung pajak penghasilan pasal 21 adalah dengan menggunakan program Excel. Program tersebut dirasa lebih mudah karena sebagian dari pengguna computer sudah familiar menggunakan program Excel, sehingga hanya dibutuhkan sedikit pengembangan jika dihubungkan dengan penggunaan excel untuk Pajak Penghasilan (PPh) pasal 21.

Untuk lebih mempermudah pemahaman mengenai perhitungan pajak penghasilan menggunakan excel tersebut, maka akan dilakukan studi kasus yang harapannya pembaca langsung bisa terjun pada permasalahan.

A, Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21

Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 adalah pemotongan pajak atas penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak orang Pribadi dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan Pembayaran Penghasilan yang wajib dipotong PPh Pasal 21 oleh bendahara pemerintah antara lain adalah pembayaran atas gaji, tunjangan, honorarium, upah, uang makan dan pembayaran lainnya (tidak termasuk terpembayaran biaya perjalanan dinas).

PPh pasal 21 mengalami perubahan dalam beberapa hal yaitu, PTKP dan besarnya tarif pajak. Untuk lebih memahami mengenai penghitungan pajak penghasilan, berikut akan dijabarkan contoh  penghitungan PPh pasal 21 dengan menggunakan Excel



1. Pegawai Tetap (Gaji)

Untuk menghitung Pajak Penghasilan Pasal 21 untuk pegawai tetap, harus diperhatikan adanya komponen pengurangan biaya jabatan sebesar 5% dari penghasilan bruto, yang bisa dikurangkan maksimal hanya sebesar Rp 6.000.000,- setiap tahun.

Contoh

Aman adalah pegawai tetap dengan posisi Manajer di PT Anak Negeri. Ia memperoleh gaji bulan Desember sebesar Rp 8.500.000,-. membayar premi Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan premi Jaminan Kematian (JK) sebesar 3% dan 1%. Aman membayar iuran pensiun sebesar Rp50.000,00 sebulan. Aman menikah dan mempunyai 2 anak (status K/2).

Dari contoh di atas, maka perhitungan PPh pasal 21 secara manual adalah sebagai berikut:


Gaji pokok
   


   

8.500.000

Tunjangan dibayar perusahaan
   


   


JKK
   

255.000
   


(3%X 8.000.000)
   


   


JK
   

85.000
   

340.000

(1%x 8.000.000)
   


   


Penghasilan Bruto
   


   

8.840.000

Pengurangan
   


   


Biaya jabatan
   

442.000
   


(5%x 8.840.000)
   


   


Iuran Pensiun
   

50.000
   

(492.000)

Penghasilan Netto sebulan
   


   

8.348.000

Penghasilan Netto setahun
   


   

100.176.000

PTKP
   


   


WP Sendiri
   

24.300.000
   


Tambahan WP kawin
   

2.025.000
   


Tanggungan 2 orang anak
   

2.050.000
   


Total PTKP
   


   

(28.350.000)

Penghasilan Kena Pajak (PKP)
   


   

71.826.000

PPH Pasal 21
   


   


5%x50.000.000
   

2.500.000
   


15%x24.448.000
   

2.080.950
   


PPh Pasal 21 Setahun
   


   

5.773.900

PPh Pasal 21 Sebulan
   


   

481.158

Perhitungan tersebut diaplikasikan dalam program excel sebagai berikut

1.      Persiapkan tabel data pegawai pada sheet 1. Sedangkan pada sheet 2 dipergunakan untuk perhitungan PPh pasal 21 per pegawai.

•       Berikut adalah tabel data pegawai pada sheet 1




Pembuatan tabel data pegawai bertujuan mempermudah pengisian data pada kolom perhitungan PPh Pasal 21.

    Sorot range B6:H11 lalu beri name box:   pegawai, Enter


    Lakukan prosedur yang sama pada kolom NIP Sorot B6.B11, beri name box : NIP, tekan Enter.
    Buat tabel perhitungan PPh pasalngan bentuk sebagai berikut:

Di dalam shet yang sama, buat perhitungan PPh pasal 21 sebagai berikut :

    Klik sel F6, buat list  validasi data berdasarkan kode pegawal.  Aktiikan tab Data, pada group Data Tools, klik Data Validation.

    Kotak dialog Data Validation ditampilkan, dan selanjutnya beri pengaturan seperti gambar di bawah ini :




Pada kolom Allow, pilih List. Pada Source ketik =NIP kemudian klik OK

    Beralih ke sel F7, lalu ketik rumus:

=IF(F6="";" ";VLOOKUP(F6;Pegawai;2;0))

Lalu, tekan Enter.

    Di sel F8 ketik rumus:

=IF(F6="";" ";VLOOKUP(F6;Pegawai;6;0))

Lalu, tekan Enter

    Di sel F9, ketik rumus:

=IF(F6="";" ";IF(LEFT(VLOOKUP(F6;Pegawai;4);1)="K";"Kawin";"Tidak Kawin"))

    Di sel F10 ketik rumus :

=IF(ISBLANK(F6);" ";IF(VLOOKUP(F6;Pegawai;4;0)="K1";1;IF(VLOOKUP(F6;Pegawai;4;0)="K2";2;IF(VLOOKUP(F6;Pegawai;4;0)="K3";3;0))))

Lalu, tekan Enter


Penjelasan rumus :

Jika sel F6 bernilai kosong maka hasilnya adalah kosong Jika tidak, baca sel F6 lalu ambil data dari tabel karyawan kolom ke empat, jika hasilnya Kl, maka beri nilai 1 dan seterusnya.

    Klik sel F6 lalu pilih kode NIP: P-001. Maka data pegawai nomor 1 akan tampil. Dalam contoh buku ini yang akan tampil pegawai dengan nama Aman.



   


    Lanjutkan ke sel F13, lalu ketik rumus:

=VLOOKUP(F6;Pegawai;7;0)

Lalu, tekan Enter

    Hasilnya akan tampil total gaji pokok Aman selama satu tahun (I2bulan).
    Masukkan rumus berikut ke masing-masing sel, yaitu

SelFl6:=F13*3%

SelFl7:=F13*2%

SelFl8:=SUM(F13:F17)

SelJl3:=IF(F18*(5%)<=500000;F18*(5%);500000)

SelJ15:=F12*50000

SelJl6:= SUM(J13:J15)



    Setelah selesai, hasilnya akan tampil jumlah penghasilan bruto yang diterima Aman selama satu tahun.




    Klik sel F20, ketik rumus =F18-J16 untuk menghitung total penghasilan neto setahun. Tekan Enter.
    Setelah total penghasilan neto setahun diperoleh, sekarang Anda akan menghitung besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak Aman.
    Masukkan rumus di bawah ini ke dalam setiap sel:

SelD24: =IF(ISBLANK(F6);" ";IF(NOT(ISBLANK(F6));"Bagi diri WP sendiri";" "))

Sel D25: =IF(F9="Kawin";"Tambahan WP kawin";" ")

Sel D26: =IF(F9="Kawin";"Tunjangan Anak";" ")

    Setelah selesai, pilih sel F24 lalu ketik rumus berikut:

=IF(ISBLANK(F6);" ";IF(NOT(ISBLANK(F6));24300000;" "))

Penjelasan rumus :

Jika sel F6 bernilai kosong maka hasilnya adalah kosong. Jika sel F6 tidak bernilai kosong, maka hasilnya adalah Rp24.300.000,-

    Selanjutnya, Anda masukkan rumus-rumus berikut ke dalam setiap sel:

Sel F25: =IF(F9="Kawin";2025000;" ")

Sel F26: =IF(D26="Tunjangan Anak";F10*2025000;" ")

    Setelah selesai, di sel G27 ketik rumus =SUM (F24:F26), tekan Enter. Hasil perhitungan PTKP, akan tampil seperti di bawah ini.

    Klik sel G29 untuk menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak, yaitu penghasilan neto setahun dikurangi PTKP. Ketik rumus =G21-G27, tekan Enter
    Setelah PKP diketahui, maka selanjutnya dapat dihitung pajak penghasilan 21 yang harus disetor, klik sel G30, lalu masuk­kan rumus berikut:

=IF(G29<=G35;G29*H35;IF(G29<=G36;G35*H35+(G29-G35)*H36))

Lalu, tekan Enter.

Penjelasan rumus:

Jika PKP lebih kecil atau sama dengan 50 juta maka G29 dikali 5% dan seterusnya.

    Di sel G3I ketik rumus =G30/12, untuk menghitung pajak penghasilan sebulan, tekan Enter.
    Setelah selesai, hasil akhir perhitungan pajak penghasilan (PPh 21) pegawai tetap tersebut akan tampil seperti berikut:


    Untuk mengetahui, apakah perhitungan pajak penghasilan tersebut benar, maka dapat dibuat tabel pengujian pengenaan PPh pasal 21, dengan mempersiapkan kolom sebagai berikut:




Tabel pembuktian tersebut dibuat dalam satu sheet dengan perhitungan PPh pasal 21, dengan tujuan mempermudah dalam proses perhitungan dan pemeriksaan kembali (cross check).

    Jika tabel telah tersedia, masukkan rumus pada sel D45 sebagai berikut:

=IF(G29=0;" ";IF(G29<G35;G29;G35))

tekan Enter

Penjelasan rumus:

Jika nilai sel G29 lebih kecil dari sel G35, maka hasilnya G29. Jika tidak, hasilnya adalah sel G35.

    Berikutnya, di sel D46 ketik rumus:

=IF(G29<G35;" ";IF(G29<=G36;(G29-D45);G36-G35))

Lalu, tekan Enter.

Penjelasan rumus:

Jika nilai sel G29 lebih kecil dari G35 maka hasilnya kosong. Jika sel G29 lebih kecil dari sel G36, maka G29 dikurangi D45. Jika tidak, G36 dikurangi G35

    Kemudian di sel D47 ketik rumus:

=IF(OR(G29<G35;G29<G36);" ";IF(G29<=G37;G29-(D45+D46);G37-G36))

Lalu, tekan Enter.


Penjelasan rumus:

Jika nilai sel G29 lebih kecil dari sel G35 atau sel G36 hasilnya adalah kosong. Jika sel G29 lebih kecil atau sama dengan nilai sel G37, maka G29 dikurangi D45 ditambah D46, jika tidak G37 dikurangi G36

    Berikutnya di sel D48 ketik rumus berikut ini:

=IF(OR(G29<G35;G29<G36;G29<G37);" ";G29-(D47+D46+D45))

Lalu, tekan Enter

Penjelasan rumus:

Jika nilai sel G29 lebih kecil dari sel G35, G36 atau G37 maka hasilnya adalah kosong. Jika tidak G29 dikurangi jumlah nilai sel D47 ditambah D47 dan ditambah D45.

    Beralih ke kolom tarif, masukkan rumus di bawah ini ke dalam setiap sel:

SelF45: =IF(D45=" ";" ";H35)

SelF46: =IF(D46=" ";" ";H36)

SelF47: =IF(D47=" ";" ";H37)

SelD48: =IF(D48=" ";" ";H38)

    Setelah selesai, pada kolom pajak masukkan rumus berikut ke setiap sel:

SelG45: ==IF(D45=" ";" ";D45*F45)

SelG46: =IF(D46=" ";" ";D46*F46)

SelG47: =IF(D47=" ";" ";D47*F47)

SelG48: =IF(D48=" ";" ";D48*F48)

    Terakhir di sel G50, ketik rumus =SUM(G45:G48) tekan Enter.

Hasilnya akan tampil seperti gambar di bawah ini.

    Perhitungan PPh Pasal 21 atas pegawai tetap telah dilakukan, untuk menyimpan hasil perhitungan, tekan Save




Contoh Silabus


SILABUS PEMBELAJARAN

NAMA SEKOLAH              : SD Inp. KALOMPI

Mata Pelajaran                    :   ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA)

Kelas / Semester                   :   V1  ( ENAM ) / I1(dua)

StandarKompetensi           :   memahami matahari sebagai pusat tata surya dan interaksi bumi dalam tata surya

Kompetensi Dasar            :   mendeskripsikan sistem tata surya dan posisi penyusun tata surya



Indikator
   

Materi Pembelajaran
   

Kegiatan Pembelajaran
   

Alokasi Waktu
   

Penilaian
   

Model/ Metode Pembelajaran
   

Sumber/ Bahan/ Alat

Kognitif
   

Afektif
   

Psikomotorik
   

Tekhnik
   

Bentuk

Proses :

Menyebutkan terjadinya interaksi antara matahari sebagai pusat tata surya dan benda-benda langit lainya



Pro   Produk :

Menuliskan interaksi antara matahari sebagai pusat tata surya dan benda- benda langit lainya.
   

Karakter :

·         Disiplin dan memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru

·         Tekun dan bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan oleh guru

Sosial    :

v Membantu teman yang kesulitan dan tidak memahami pelajaran. bekerja sama untuk menyelesaikan tugas kelompok yang diberikan oleh guru.
   

·      Mendemonstrasikan tugas yang diberikan pada masing-masing kelompok

·      Mengoreksi jawaban yang diberiksn oleh setiap kelompok


   


Matahari sebagai pusat tata surya
   

1.       Membentuk  kelompok yang anggotanya = 4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jeniskelamin, suku, dll)

2.       Guru menyajikan pelajaran

3.       Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok. Anggotanya yang sudah mengertidapat menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.

4.       Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu

5.       Memberievaluasi

6.       Kesimpulan


   

1  x  35 menit
   

Lisan




Tertulis








   

Tanya Jawab



essay
   

Model Pengajaran :

Kooperatif tipe Student Teams- Achievement Divisions ( STAD )



Metode :

*Ceramah

*Diskusi

*Penugasan

*Tanya  Jawab
   

Sumber :

BukuBSE IPA

Kelas V1






Makassar ,   Desember 2012

              


Dosen Pembimbing



NURLINA, S. Si., M.Pd

...................................................


   


Mengetahui
   



Mahasiswa



IRWAN

...................................................

NIM. 10540 6704  11


 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes