SELAMAT DATANG

Thursday, 31 October 2013

MASA DISINTEGRASI (1000-1250)



MASA DISINTEGRASI
(1000-1250)

Perkembangan peradaban dan kebudayaan serta kemajuan besar yang dicapai dinasti Abbasiyah pada periode pertama telah mendorong para penguasa untuk hidup mewah , bahkan cenderung mencolok. Setiap khalifah cenderung ingin lebih mewah dari pendahulunya . kehidupan mewah khalifah-khalifah ini ditiruoleh para hartawan dan anak-anak pejabat. Kecenderungan bermewah-mewah,ditambah dengan kelemahan khlaifah dan khalifah dan faktor lainnya menyebabkan roda pemerintahan terganggu dan rakyat miskin. Kondisi ini member peluang kepada tentara  professional asal turki yang semula diangkat oleh khalifah al-mu’tashim untuk mengambil alih pemerintah. Usaha mereka berhasil, sehingga kekuasaaan sesungguhnya berada ditangan mereka, sementara  kekuasaaan bani abbaas didalam khilafah Abbbasiyah yang didiraikannya mulai pudar dan ini merupakan awal dari keruntuhan dinasti ini meskipun setelah itu usianya masih dapat bertahan lebih dari empat ratus tahun.

A.    DINASTI-DINASTI YANG MEMERDEKAKAN DIRI DARI BAGHDAD
Disintegrasi dalam bidang politik sebenarnya sudah di mulai di akhir zaman bani Umayah. Akan tetapi berbicara tentang politik islam dalam lintasan sejarah, akan terlihahat perbedaan anatara Pemerintahan BaniUmayah dengan Pemerintahan Bani Abas. Wilayahkekuasaan Bani Umayah, mulai dari awal berdirinya samoai masa keruntuhannya, sejajar dengan batas-batas kekuasaan islam. Kekuasaan dinasti ini tidak pernah di akui di Spanyol dan afrika utara kecuali mesir yang bersifat sebentar-bentar dan kebanyakan bersifat nominal, yang hubungannya dengan khalifah ditandai dengan pembayaran upeti..
Akibat dari kebijaksanaan yang lebih menekankan pembinaan peradaban dan kebudayaan Islam daripada persoalan politik itu, propinsi-propinsi tertentu di pinggiran mulai lepas dari genggaman penguasa Bani Abbas. Ini bisa terjadi dalam salah satu dari dua cara: Pertama, seorang pemimpin lokal memimpin suatu pemberontakan dan berhasil memperoleh kemerdekaan penuh, seperti daulat Umayyah di Spanyol dan Idrisiyyah di Marokko. Kedua, seseorang yang ditunjuk menjadi gubernur oleh khalifah, kedudukannya semakin bertambah kuat, seperti daulat Aghlabiyah di Tunisia dan Thahiriyyah di Khurasan.
Kecuali Bani Umayyah di Spanyol dan Idrisiyyah di Marokko, propinsi-propinsi itu pada mulanya tetap patuh membayar upeti selama mereka menyaksikan Baghdad stabil dan khalifah mampu mengatasi pergolakan-pergolakan yang muncul. Namun pada saat wibawa khalifah sudah memudar mereka melepaskan diri dari kekuasaan Baghdad. Mereka bukan saja menggerogoti kekuasaan khalifah, tetapi beberapa diantaranya bahkan berusaha menguasai khaljfah itu sendiri.
Menurut Watt, sebenarnya keruntuhan kekuasaan Bani Abbas mulai terlihat sejak awal abad kesembilan. Fenomena ini mungkin bersamaan dengan datangnya pemimpin-pemimpin yang memiliki kekuatan militer di propinsi-propinsi tertentu yang membuat mereka benar-benar independen. Kekuatan militer Abbasiyah waktu itu mulai mengalami kemunduran. Sebagai gantinya, para penguasa Abbasiyah mempekerjakan orang-orang profesional di bidang kemiliteran, khususnya tentara Turki dengan sistem perbudakan baru seperti diuraikan di atas. Pengangkatan anggota militer Turki ini, dalam perkembangan selanjutnya teryata menjadi ancaman besar terhadap kekuasaan khalifah. Apalagi pada periode pertama pemerintahan dinasti Abbasiyah, sudah muncul fanatisme kebangsaan berupa gerakan syu'u arabiyah (kebangsaan/anti Arab). Gerakan inilah yang banyak memberikan inspirasi terhadap gerakan politik, disamping persoalan-persoalan keagamaan. Nampaknya, para khalifah tidak sadar akan bahaya politik dari fanatisme kebangsaan dan aliran keagamaan itu, sehingga meskipun dirasakan dalam hampir semua segi kehidupan, seperti dalam kesusasteraan dan karya-karya ilmiah, mereka tidak bersungguh-sungguh menghapuskan fanatisme tersebut, bahkan ada diantara mereka yang justru melibatkan diri dalam konflik kebangsaan dan keagamaan itu.

Thursday, 17 October 2013

Tugas makalah Jenis-jenis paragraf


Tugas makalah

Jenis-jenis paragraf
 

Dipersentasikan dalam forum diskusi mata kuliah bahasa Indonesia.
Semester III proram starata 1. 

                                                                       Disusun oleh :

Kelompok 5



·         Sukman                                              10800112033

·         Wahyu fajrianto                                10800112034

·         Ari utomo saputra                            10800112020




Jurusan Akuntansi

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS  ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
TAHUN AKADEMIK 2013/2014



KATA PENGANTAR



Puji dan syukur penyusun  ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan, kesehatan dan lain-lain, sehingga Makalah  bahasa Indonesia ini telah selesai disusun dengan pokok pembahasan mengenai “jenis-jenis paragraf“ Makalah bahasa indonesia ini, disusun untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa yang mengambil Mata Kuliah ini dan sebagai bahan wacana untuk menambah pengetahuan mahasiswa tentang hal yang berhubungan dengan bahasa indonesia.

           

Makalah ini disusun dengan menggunakan ragam bahasa sederhana. Agar isi, maksud dan tujuan penyusunan makalah ini dapat dipahami dengan mudah. Penyusun telah berusaha sekuat tenaga dan pikiran dalam menyusun makalah ini. Namun demikian tentunya masih banyak kekurangan-kekurangannya. Untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi penyempurnaan isi makalah ini untuk masa yang akan datang.


Demikian makalah ini disusun dengan harapan semoga bermanfaat bagi para pembacanya. Dan semoga allah SWT senantiasa memberikan Taufiq dan Hidayah-Nya kepada kita semua. Amin Ya Rabbal ‘alamin.





                                                                                                            Makassar, oktober 2013


                                                                                                                        Penulis
  



Thursday, 3 October 2013

Makalah Perbedaan Ilmu Dengan Pengetahuan



Makalah Perbedaan Ilmu Dengan Pengetahuan

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu ciri khas manusia adalah sifatnya yang selalu ingin tahu tentang sesuatu hal. Rasa ingin tahu ini tidak terbatas yang ada pada dirinya, juga ingin tahu tentang lingkungan sekitar, bahkan sekarang ini rasa ingin tahu berkembang ke arah dunia luar. Rasa ingin tahu ini tidak dibatasi oleh peradaban. Semua umat manusia di dunia ini punya rasa ingin tahu walaupun variasinya berbeda-beda. Orang yang tinggal di tempat peradaban yang masih terbelakang, punya rasa ingin yang berbeda dibandingkan dengan orang yang tinggal di tempat yang sudah maju.

Rasa ingin tahu tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam sekitarnya dapat bersifat sederhana dan juga dapat bersifat kompleks. Rasa ingin tahu yang bersifat sederhana didasari dengan rasa ingin tahu tentang apa (ontologi), sedangkan rasa ingin tahu yang bersifat kompleks meliputi bagaimana peristiwa tersebut dapat terjadi dan mengapa peristiwa itu terjadi (epistemologi), serta untuk apa peristiwa tersebut dipelajari (aksiologi).

Ke tiga landasan tadi yaitu ontologi, epistemologi dan aksiologi merupakan ciri spesifik dalam penyusunan pengetahuan. Ketiga landasan ini saling terkait satu sama lain dan tidak bisa dipisahkan antara satu dengan lainnya. Berbagai usaha orang untuk dapat mencapai atau memecahkan peristiwa yang terjadi di alam atau lingkungan sekitarnya. Bila usaha tersebut berhasil dicapai, maka diperoleh apa yang kita katakan sebagai ketahuan atau pengetahuan.

Awalnya bangsa Yunani dan bangsa lain di dunia beranggapan bahwa semua kejadian di alam ini dipengaruhi oleh para Dewa. Karenanya para Dewa harus dihormati dan sekaligus ditakuti kemudian disembah. Adanya perkembangan jaman, maka dalam beberapa hal pola pikir tergantung pada Dewa berubah menjadi pola pikir berdasarkan rasio. Kejadian alam, seperti gerhana tidak lagi dianggap sebagai bulan dimakan Kala Rau, tetapi merupakan kejadian alam yang disebabkan oleh matahari, bulan dan bumi berada pada garis yang sejajar. Sehingga bayang-bayang bulan menimpa sebagian permukaan bumi.

Perubahan pola pikir dari mitosentris ke logosentris membawa implikasi yang sangat besar. Alam dengan segala-galanya, yang selama ini ditakuti kemudian didekati dan bahkan dieksploitasi. Perubahan yang mendasar adalah ditemukannya hukum-hukum alam dan teori-teori ilmiah yang menjelaskan perubahan yang terjadi, baik di jagat raya (makrokosmos) maupun alam manusia (mikrokosmos). Melalui pendekatan logosentris ini muncullah berbagai pengetahuan yang sangat berguna bagi umat manusia maupun alam.

Pengetahuan tersebut merupakan hasil dari proses kehidupan manusia menjadi tahu. Pengetahuan adalah apa yang diketahui oleh manusia atau hasil pekerjaan manusia menjadi tahu. Pengetahuan itu merupakan milik atau isi pikiran manusia yang merupakan hasil dari proses usaha manusia untuk tahu.

Berdasarkan atas pengertian yang ada dan berdasarkan atas kebiasaan yang terjadi, sering ditemukan kerancuan antara pengertian ilmu dengan pengetahuan. Ke dua kata tersebut dianggap memiliki persamaan arti, bahkan ilmu dan pengetahuan terkadang dirangkum menjadi satu kata majemuk yang mengandung arti tersendiri. Hal ini sering kita jumpai dalam berbagai karangan yang membicarakan tentang ilmu pengetahuan. Bahkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ilmu disamakan dengan pengetahuan, sehingga ilmu adalah pengetahuan. Namun jika kata pengetahuan dan kata ilmu tidak dirangkum menjadi satu kata majemuk atau berdiri sendiri, akan tampak perbedaan antara keduanya. Berdasarkan asal katanya, pengetahuan diambil dari kata dalam bahasa Inggris yaitu knowledge. Sedangkan pengetahuan berasal dari kata Science. Tentunya dari dua asal kata itu mempunyai makna yang berbeda.

B. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diangkat permasalahan :

1. Apakah ada perbedaan antara ilmu dengan pengetahuan?
2. Bagaimana perbedaan antara ilmu dengan pengetahuan ?

C. Tujuan dan Manfaat

Melalui karya tulis ini diharapkan nantinya bisa mengungkapkan secara detail perbedaan antara ilmu dengan pengetahuan, sehingga bisa membuat suatu katagori antara ilmu dengan pengetahuan. Diharapkan nantinya hasil dari proses tahu tersebut akan dapat diputuskan termasuk dalam katagori ilmu atau pengetahuan.






Periodesasi perkembangan sejarah filsafat ilmu dan Manfaat mempelajari sejarah filsafat ilmu



1.     Periodesasi perkembangan sejarah filsafat ilmu

Kata filsafat ilmu merupakan hal yang sangat penting utamanya dalam pengkajian ilmu pengetahuan, karena filsafat ilmu merupakan keinginan mendalam untuk mengetahui sesuatu yang tidak diketahui sebelumnya.berdasar kepada pengertian filsafat tersebut, dpat didefenisikan bahwa filsafat itu memang sudah ada sejak adanya manusia pertama yaitu nabi adam AS. Berikut periodesasi filsafat ilmu:

pengertian dan ruang lingkup filsafat ilmu



PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP FILSAFAT ILMU

1. PENGERTIAN FILSAFAT  ILMU
Sebelum memberikan gambaran dan penjelasan mengenai filsafat ilmu, terlebih dahulu akan memperkenalkan filsafat itu sendiri supaya pada  pembahasan selanjutnya tidak menimbulkan keraguan dan kebingungan untuk memahaminya. Secara etimologi, ada dua pendapat untuk mendefiniskan filsafat. Pertama; asal kata filsafat ialah dari bahasa Arab. Pendapat ini dinyatakan di antaranya oleh Harun Nasution. Menurutnya, kata filsafat itu berasal dari bahasa Arab. Falsafah, dengan timbangan fa’lala, fa’lalah dan fi’lal. Dengan demikian, menurut Harun Nasution, kata benda dari falsafah seharusnya falsafah dan filsaf. Masih menurutnya, dalam bahasa Indonesia banyak terpakai kata filsafat, padahal bukan berasal dari bahasa Arab, falsafah dan bukan dari kata philosopy. Harun Nasution mempertanyakan, apakah kata fil berasal dari bahasa Inggris dan safah dari kata Arab, sehingga terjadilah gabungan antara keduanya, yang kemudian menimbulkan kata filsafat.

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes