KONSUMSI
(Pemahaman Q.S. Al-A’raf : 31 dan Q.S. An-Nahl : 66 serta
Korelasinya dengan Ekonomi Kontemporer)
Makalah
Dibuat untuk Memenuhi Tugas Ilmu Al-Qur’an
Oleh:
NUR HIDAYATI NIM: 90400114152
AYU VERLIANA NIM: 90400114153
ADE IYHAN SOLIKHA NIM: 90400114154
SULFA NIM: 90400114155
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2014
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami kemudahan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin kami tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik. Tidak lupa pula shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda kita yang tercinta yakni Nabi Muhammad SAW. Dan kami juga berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah berkontribusi membantu kami dalam penyelesaian makalah ini yang berjudul “Konsumsi”.
Makalah ini dibuat untuk memperdalam pemahaman tentang Q.S. Al-A’raf ayat 31 dan Q.S. An-Nahl ayat 66 serta hubungannya dengan ekonomi kontemporer. Mudah-mudahan makalah yang kami susun dapat bermanfaat.
Kami menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan yang tedapat di dalam makalah ini. Oleh karena itu penyusun membutuhkan kritik dan saran yang sifatnya membangun.
Kami ucapkan terima kasih. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul ............................................................................................ i
Kata Pengantar ............................................................................................ ii
Daftar Isi ..................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Tujuan ............................................................................................. 2
C. Rumusan Masalah ........................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................... 3
A. Pengertian Konsumsi ..................................................................... 3
B. Tafsir Q.S. Al-A’raf ayat 31 .......................................................... 3
C. Tafsir Q.S. An-Nahl ayat 66 .......................................................... 7
D. Hubungan ayat dengan ekonomi kontemporer .............................. 8
BAB III PENUTUP ................................................................................... 10
A. Kesimpulan .................................................................................... 10
B. Saran .............................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 11
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Islam berasal dari kata As-Silmu yang berarti damai. “Dan jika mereka condong kepada damai, maka condonglah kepadanya dan bertakwalah kepada Allah SWT. sesungguhnya Dialah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. (Q.S. Al-Anfal:61). Islam juga berasal dari kata Aslama yang berarti menyerahkan diri atau pasrah. “Dan siapakah yang lebih baikagamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim sebagai kesayangan-Nya”. (Q.S An-Nisa:125). Islam selalu mengajarkan kepada kita manusia untuk selalu melakukan hal-hal yang diperintahkan oleh Allah SWT. dan menjauhi larangan-Nya. Maka dari itu diturunkan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup agar kita manusia dapat hidup bahagia dunia maupun di akhirat.
Al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam yang diwahyukan atau diturunkan oleh Allah kepada Nabi kita yang tercinta Nabi Muhammad SAW. Nabi yang membawa kita dari dunia gelap gulita menuju dunia yang terang-benderang sebagai Nabi dan Rasul terakhir untuk menjadi sumber pedoman hidup seluruh manusia hingga akhir zaman melalui perantara malaikat Jibril. Secara harfiah Al-Qur’an berarti bacaan. Namun, walau terdengar merujuk ke sebuah buku atau kitab, umat Islam lebih merujuk Al-Qur’an lebih pada kata-kata atau kalimat di dalamnya, bukan pada bentuk fisiknya sebagai hasil cetakan.. Al-Qur’an diturunkan secara bertahap. Di dalam Al-Qur’an terdapat banyak sekali aturan-aturan, hukum-hukum yang mengatur hidup manusia agar tidak sampai menuju jalan yang sesat. Al-Qur’an merupakan bagian dari hidup yang tidak terpisahkan dengan hadis dari Rasulullah SAW. Termasuk dalam perilaku konsumsi, kita harus tetap berpedoman pada ajaran Al-Qur’an dan Al-Hadis. Maka dari itu, dalam menjalani hidup ini kita harus berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Al-Hadis.
Konsumsi merupakan salah satu unsur pokok dalam perilaku ekonomi, selain kegiatan produksi dan distribusi. Dalam ilmu Ekonomi Islam, telah diatur beberapa aturan tentang bagaimana seharusnya kita sebagai makhluk ciptaan Allah SWT mengkonsumsi sesuatu. Di dalam Al-Qur’an terdapat banyak aturan-aturan tentang bagaimana cara konsumsi yang baik yang sesuai dengan syariat Islam. Kebanyakan kaum muslim dalam berperilaku konsumtif cenderung mengikuti hawa nafsu, tidak memikirkan efek negative dari perilaku tersebut. Maka dari itu, kita kembali kepada Al-Qur’an dan Al-Hadis.
B. TUJUAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk pemenuhan tugas pada mata kuliah Ilmu A-Qur’an tentang hubungan ayat dan kolerasinya dengan ekonomi kontemporer.
C. RUMUSAN MASALAH
Adapun masalah yang ingin diketahui dan dikaji di dalam makalah ini yaitu :
1. Apa pengertian dari konsumsi?
2. Apa tafsir ayat Q.S Al-A’raf : 31 dan Q.S. An-Nahl ayat : 66?
3. Apa hubungan kolerasi antara ayat Q.S Al-A’raf : 31 dan Q.S. An-Nahl ayat : 66 dengan ekonomi kontemporer?
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN KONSUMSI
Konsumsi berasal dari bahasa Belanda yaitu Consumptie yang berarti suatu kegiatan yang bertujuan mengurangi atau menghabiskan daya guna suatu benda, barang maupun jasa dalam rangka memenuhi kebutuhan. Sedangkan, individu atau kelompok pengguna barang dan jasa disebut konsumen. Konsumsi merupakan kegiatan yang baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Jika tujuan pembelian produk tersebut untuk dijual kembali, maka disebut pengecer atau distributor. Bukan suatu rahasia lagi bahwa sebenarnya konsumen adalah raja sebenarnya, oleh karena itu produsen sudah seharusnya memperhatikan semua yang menjadi hak-hak konsumen.
B. TAFSIR Q.S. AL-A’RAF : 31
Pada zaman modern seperti saat ini, yang namanya kebutuhan sandang dan pangan sangat penting seiring dengan kesibukan dan banyak nya kegiatan seseorang. Agar kita sebagai manusia, mampu beribadah dan bekerja dengan maksimal, memenuhi kebutuhan sangat penting. Apalagi masalah mengenai pakaian, makanan, dan minuman. Sebagai seorang muslim tentunya harus mengikuti aturan berpakaian serta makan dan minum yang baik sesuai dengan apa yang telah diatur dalam Al-Qur’an seperti pada surah Al-A’raf ayat 31.
يَا بَنِي آدَمَ خُذُوا زِينَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوا إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ
Artinya :
“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan”.
Dari ayat tersebut ialah Allah menyuruh kita memakai pakaian yang dapat menutup aurat, sopan, bersih dan baik serta indah yang dapat menambah keindahan dalam beribadah kepada Allah. Islam tidak melarang kita untuk berpakaian indah. Namun, tetap ada batas-batasan bagi umat muslim dalam berpakaian yaitu :
1. Menutup aurat. Bagi perempuan adalah seluruh tubuhnya kecuali wajah dan telapak tangan. Sedangkan, bagi laki-laki adalah dari perut sampai lutut.
2. Berpakaian yang bersih dan rapih.
3. Tidak menyerupai pakaian perempuan bagi laki-laki begitupun sebaliknya.
4. Tidak ketat dan transparan.
5. Tidak berlebih-lebihan dalam berhias.
6. Larangan memakai emas dan sutera bagi laki-laki.
7. Larangan menyerupai orang kafir.
8. Tidak menimbulkan riak (sombong).
Adapun fungsi pakaian yaitu :
1. Sebagai penutup aurat. Sebagaimana firman Allah SWT yang artinya : “Wahai anak cucu Adam! Sesungguhnya Kami telah menyediakan pakaian untuk menutup auratmu (yuwa - ri saua-ti-kum) dan untuk perhiasan (ri-syan) bagimu. Tetapi pakaian taqwa (liba suttaqwa-), itulah yang lebih baik. Demikianlah sebagian tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka ingat.” (Q.S. al-A„ra-f : 26)
2. Sebagai indentitas diri. Pakaian yang dipakai diharapkan menunjukkan bahwa dia adalah seorang muslim.
3. Sebagai perhiasan. Pakaian juga berfungsi sebagai perhiasan, apabila kita berpakaian yang rapi, sopan, dan bersih.
4. Sebagai pelindung diri. Pakaian juga berfungsi sebagai pelindung diri dari sengatan matahari. "..dan Dia (ALLAH) telah jadikan bagi kamu pakaian itu sebagai pelindung diri kamu daripada (cuaca) panas..(Q.S. An-Nahl:81)
Etika dalam berpakaian yaitu :
1. Membaca doa.
2. Disunnahkan untuk mendahulukan anggota tubuh yang bagian kanan dalam mengenakan pakaian.
3. Memakai pakaian yang rapi, sopan, bersih sesuai dengan tempat.
4. Disunnahkan melepas pakaian dari sebelah kiri.
Rasulullah SAW juga selalu menjaga kebersihan badan sesuai sabdanya yaitu : Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, “Kewajiban bagi setiap Muslim untuk mandi satu harí dalam satu minggu, dengan membasahi kepala dan tubuhnya“. Juga menyuruh kita untuk menjaga kebersihan mulut. Sesuai sabda Rasulullah SAW : “Seandainya tidak akan memberatkan umatku, niscaya aku akan memerintahkan mereka untuk bersiwak setiap kali akan shalat“. (HR. Bukhari dan Muslim).
Dalam ayat ini juga Allah mengatur perkara tentang makan dan minum yaitu jangan melampaui batas makan dan minum yang dibutuhkan oleh tubuh dan jangan pula melampaui batas-batas makanan yang di halalkan. Tujuan makanan dalam islam yaitu untuk mempertahankan kehidupan dan membuat kondisi tubuh tetap sehat untuk bekerja, belajar, dan beribadah. Kesehatan adalah nikmat dari Allah SWT. yang tak terkira, contoh paling baik dalam menjaga kesehatan adalah contoh dari Rasullah SAW. Contoh dari beliau yaitu untuk jangan terlalu banyak makan dan minum. Sesuai dengan sabda Rasulullah SAW : “Tiada tempat paling buruk selain perut yang di isi oleh manusia. Cukuplah bagi manusia beberapa suapan sekedar untuk menegakkan tulang iganya. Jika dia mengisi perutnya, maka sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumnya dan sepertiga untuk pernapasannya (udara).”
Adapun batasan dalam makan dan minum yaitu: Batas dalam lapar, haus, kenyang. Kita sebagai manusia makan ketika merasa lapar dan sebaiknya berhenti makan dengan tidak terlalu kenyang, dan minum untuk sekedar melepas dahaga, walaupun nafsu makan atau minum masih ada. Dalam batasan ekonomi. Kita sebagai manusia sebaiknya membeli makanan secukupnya disesuaikan dengan ekonomi keuangan masing-masing. Jangan berlebihan dalam berbelanja karena akan mendatangkan kerugian apabila pengeluaran lebih besar daripada pendapatan. Batas Syara’, Allah telah mengharamkan beberapa jenis makanan dan juga jenis minuman. Memilih mana yang halal dan mana yang haram merupakan kewajiban umat islam agar tidak melanggar batas-batas syara’ yang dilarang Allah.
Tentang orang yang suka makanan berlebihan, Allah SWT menggambarkan mereka seperti cara makan hewan. Mereka berlebih-lebihan sampai sekenyang-kenyangnya, tidak beraturan asal mata terjaga perutnyalah yang dipikirkannya. Berbagai bentuk makanan dimasukkan kedalam perutnya, entah yang halal maupun haram. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam surat Muhammad ayat 12, yang artinya “ mereka makan laksana hewan makan dan api nerakalah tempat kediaman mereka “.
Sebab turun nya surah Al-A’raf ayat 31 yaitu diterangkan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan olwh Abdun bin Hamid dari Said bin Jubair, bahwa orang-orang pada zaman jahiliah tawaf sekeliling ka’bah dalam keaadan telanjang bulat. Mereka berkata : “ Kami tidak akan tawaf dengan memakai pakaian yang telah kami pakai untuk berbuat dosa.” Lalu datanglah seorang perempuan untuk mengerjakan tawaf dan pakaiannya dilepaskannya sama sekali sedang dalam keaadaan bertelanjang dan hanya tangan saja yang menutupi kemaluannya, karena itu turunlah ayat ini. Dari riwayat lain menyebutkan bahwa ayat ini turun ketika beberapa sahabat Nabi bermaksud meniru kaum Quraisy yang sangat menggebu-gebu semangat beragamanya hingga enggan thawaf bila tidak memakai pakaian yang baru yang belum pernah dipakai berbuat dosa. Pada masa Jahiliah, manusia yang mengerjakan haji hanya makan makanan yang mengenyangkan, tidak makan yang sedap-sedap dan bergizi yang diperlukan oleh tubuh agar lebih kuat dalam beribadah.
C. TAFSIR SURAH AN-NAHL AYAT 66
Makanan dan minuman yang sehat, banyak macam dan beragam jenisnya. Contoh salah satunya yaitu susu. Susu merupakan minuman sehat yang banyak mengandung vitamin dan mineral, kalsium, magnesium dan protein tinggi yang baik untuk tubuh. Apalagi bagi anak-anak di usia tumbuh membutuhkan nutrisi dan gizi yang terkandung di susu. Susu juga merupakan salah satu mukjizat Allah SWT. yang terdapat di dalam tubuh hewan ternak. Jauh sebelum ilmu pengetahuan modern muncul, Al-Qur’an sudah memberi penjelasan mengenai terbentuknya susu pada surah An-Nahl ayat 66 :
وَإِنَّ لَكُمْ فِي الْأَنْعَامِ لَعِبْرَةً نُسْقِيكُمْ مِمَّا فِي بُطُونِهِ مِنْ بَيْنِ فَرْثٍ وَدَمٍ لَبَنًا خَالِصًا سَائِغًا لِلشَّارِبِينَ (66)
Artinya:
Dan sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minum dari pada apa yang berada dalam perutnya (berupa) susu yang bersih antara tahi dan darah, yang mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya. (16: 66)
Pertama-tama susu terbentuk setelah binatang ternak mengunyah makanannya. Makanan tersebut akan sampai di lambung dan diolah nutrisinya. Sesudahnya makanan yang tersisa dan tidak bernutrisi akan disalurkan ke saluran pembuangan, sementara nutrisi akan disalurkan kedalam aliran darah. Terakhir, darah yang mengandung nutrisi akan melewati kantung proses kedua. Dengan demikian, dipahami bahwa pada proses pertama air susu terproduksi dari proses yang ada diantara darah dan saluran pembuangan.
Dalam ayat ini hewan-hewan yang diciptakan oleh Allah SWT. juga untuk pelajaran bagi manusia sekaligus sumber kebutuhan yang dan dapat memberikan kesehatan, seperti susu yang di hasilkan oleh hewan ternak bahkan yang sangat baik untuk kesehatan dan juga obat. Padahal susu itu dihasilkan dari dalam perut hewan ternak antara kotoran dan darah. Sungguh Allah Maha Besar atas segala yang diciptakan-Nya.
Maha Kuasa Allah, Maha Luas Rahmat-Nya terhadap para hamba-Nya. Dari air susu hewan ternaklah manusia mendapatkan minuman yang lezat, mudah dicerna dan bermanfaat bagi kesehatan. Maha Kuasanya Allah menciptakan sesuatu yang bisa langsung dikonsumsi dengan memisahkan susu yang bersih itu dari darah dan kotoran hewan sehingga mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya.
D. HUBUNGAN AYAT DENGAN EKONOMI KONTEMPORER
Konsumsi tidak lepas hubungannya dengan ekonomi. Sebelum kita mengkonsumsi pakaian serta minuman ataupun makanan, kita pasti membeli pakaian serta minuman dan makanan yang merupakan salah satu kegiatan ekonomi (kegiatan jual beli) yang pastinya selalu kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari.
Sesuai dengan Surah Al-A’raf ayat 31 bahwa sudah diatur manusia tidak boleh berlebih-lebihan dalam hal makan dan minum serta berpakaian. Tetapi dalam keadaan nyata sekarang ini. Masih banyak manusia yang tetap melampaui batas. Karena beragam macam makanan dan minuman yang ditawarkan di pasaran. Banyak diantara kita suka ingin mencoba makanan itu, makanan ini. Sehingga menyebabkan manusia membeli makanan berlebih lantaran mengikuti nafsunya, bukan karena ingin membeli makanan yang cukup untuk kebutuhannya. Mengenakan pakaian yang berlebih-lebihan karena ingin dipuji, dan bahkan sudah keluar dari ajaran Islam tentang bagaimana mengenakan pakaian yang sesuai dengan agama Islam. Kita juga harus dapat dengan bijak memilih antara keinginan dan kebutuhan agar tidak timbul sikap dan perilaku yang berlebih-lebihan.
Dalam Surah An-Nahl ayat 66 dijelaskan bahwa Allah menciptakan minuman yang dapat langsung diminum oleh manusia yaitu susu. Susu karena sangat dibutuhkan oleh banyak orang, sehingga susu dari hewan ternak oleh peternak dapat diperjualbelikan untuk memenuhi kebutuhannya yang lain dan menopang perekonomiannya. Susu juga dapat diolah bersama dengan bahan lainnya sehingga meningkatkan harga jualnya di pasaran. Jadi, susu merupakan salah satu bahan yang penting di dalam perekonomian. Sungguh Maha Kuasa dan Maha Sempurna Allah dengan segala ciptaanNya.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Konsumsi adalah suatu kegiatan yang bertujuan mengurangi atau menghabiskan daya guna suatu benda, barang maupun jasa untuk memenuhi kebutuhan sandang maupun pangan di kehidupan sehari-hari.
2. Dalam Q.S. Al-A’raf ayat 31, perbuatan yang berlebih-lebihan termasuk makan dan minum serta berpakaian yang melewati batas akan merugikan dan tidak disukai oleh Allah, karena setiap sesuatu yang tidak disukai oleh Allah SWT. akan mendatangkan dampak yang negative bagi manusia itu sendiri. Dalam Q.S. An-Nahl ayat 66, Allah SWT. menciptakan susu yang bersih dari perut hewan ternak yang keluar diantara darah dan kotoran dan bermanfaat bagi manusia yang merupakan tanda-tanda kesempurnaan Allah serta sifat-sifatNya Yang Maha Sempurna.
3. Hubungan Q.S. Al-A’raf ayat 31 adalah mengatur gaya hidup yang berkaitan dengan bidang ekonomi yang tidak bisa lepas dari kehidupan sehari-hari. Hubungan Q.S. An-Nahl ayat 66 adalah penciptaan susu oleh Allah bermanfaat dalam bidang ekonomi untuk memenuhi kebutuhan.
B. SARAN
Dalam penyelesaian makalah ini, kami tidak lepas dari kesalahan-kesalahan yang mungkin kami tidak sadari. Maka dari itu, kami mengharapkan saran dan kritikan yang sifatnya membangun dari Bapak Dosen.
DAFTAR PUSTAKA
“Konsumsi”. Wikipedia Ensiklopedia Bebas. http://id.wikipedia.org/wiki/konsumsi ( 23 November 2014)
Kusumawardani, Yunita. “Pola Hidup Sederhana”. Blog Yunita Kusumawardani. http://yunita-kusumawardani.blogspot.com/2012/01/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html (26 November 2014)
Fauroni, Lukman. Peran Badan Usaha Dalam Perekonomian Indonesia. http://www.scribd.com/doc/28846387/Artikel-Jurnal-MSI-UII-Tafsir-Ayat-ayat-Konsumsi (26 November 2014)
Arifil Huda, Dhony. “Tafsir Ayat Konsumsi (bag 4)”. Blog Dhony Arifil Huda. http://berandapagihari.blogspot.com/2013/03/tafsir-ayat-konsumsi-bag-4.html (30 November 2014)
Fikriani, Alivea. “Kandungan Surat Al-A’raf ayat 31”. Blog Alivea Fikriani. http://liviatan2403.blogspot.com/2012/10/kandungan-surat-al-araf-ayat31.html (30 November 2014)
Eka, Dalila. “Alam Semesta Sebagai Tanda Kebesaran Allah SWT.”. Blog Dalila Eka. http://ekakundur.blogspot.com/2012/12/normal-0-false-false-false-en-us-x-none_13.html (30 November 2014)
Wahyu, Arung. “Al-Qur’an Surah An-Nahl ayat 65-69”. Blog Arung Wahyu. https://arungwahyu.wordpress.com/2012/11/13/al-quran-surah-an-nahl-ayat-65-69/ (30 November 2014)
Iran Indonesian Radio. “Tafsir Al-Qur’an Surah An-Nahl ayat 66-69”. Situs Resmi Iran Indonesia Radio. http://indonesian.irib.ir/islam/al-quran/item/84570-tafsir-al-quran-surat-an-nahl-ayat-66-69 ( 31 November 2014)
Islamic Economics Course. “Q.S.Al-A’raf (7) : 31”. Situs Resmi Islamic Economics Course. http://iecourse.blogspot.com/2014/02/qs-al-araf-7-31.html ( 31 November 2014)
KONSUMSI
(Pemahaman Q.S. Al-A’raf : 31 dan Q.S. An-Nahl : 66 serta
Korelasinya dengan Ekonomi Kontemporer)
Makalah
Dibuat untuk Memenuhi Tugas Ilmu Al-Qur’an
Oleh:
NUR HIDAYATI NIM: 90400114152
AYU VERLIANA NIM: 90400114153
ADE IYHAN SOLIKHA NIM: 90400114154
SULFA NIM: 90400114155
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2014
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami kemudahan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin kami tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik. Tidak lupa pula shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda kita yang tercinta yakni Nabi Muhammad SAW. Dan kami juga berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah berkontribusi membantu kami dalam penyelesaian makalah ini yang berjudul “Konsumsi”.
Makalah ini dibuat untuk memperdalam pemahaman tentang Q.S. Al-A’raf ayat 31 dan Q.S. An-Nahl ayat 66 serta hubungannya dengan ekonomi kontemporer. Mudah-mudahan makalah yang kami susun dapat bermanfaat.
Kami menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan yang tedapat di dalam makalah ini. Oleh karena itu penyusun membutuhkan kritik dan saran yang sifatnya membangun.
Kami ucapkan terima kasih. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul ............................................................................................ i
Kata Pengantar ............................................................................................ ii
Daftar Isi ..................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Tujuan ............................................................................................. 2
C. Rumusan Masalah ........................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................... 3
A. Pengertian Konsumsi ..................................................................... 3
B. Tafsir Q.S. Al-A’raf ayat 31 .......................................................... 3
C. Tafsir Q.S. An-Nahl ayat 66 .......................................................... 7
D. Hubungan ayat dengan ekonomi kontemporer .............................. 8
BAB III PENUTUP ................................................................................... 10
A. Kesimpulan .................................................................................... 10
B. Saran .............................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 11
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Islam berasal dari kata As-Silmu yang berarti damai. “Dan jika mereka condong kepada damai, maka condonglah kepadanya dan bertakwalah kepada Allah SWT. sesungguhnya Dialah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. (Q.S. Al-Anfal:61). Islam juga berasal dari kata Aslama yang berarti menyerahkan diri atau pasrah. “Dan siapakah yang lebih baikagamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim sebagai kesayangan-Nya”. (Q.S An-Nisa:125). Islam selalu mengajarkan kepada kita manusia untuk selalu melakukan hal-hal yang diperintahkan oleh Allah SWT. dan menjauhi larangan-Nya. Maka dari itu diturunkan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup agar kita manusia dapat hidup bahagia dunia maupun di akhirat.
Al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam yang diwahyukan atau diturunkan oleh Allah kepada Nabi kita yang tercinta Nabi Muhammad SAW. Nabi yang membawa kita dari dunia gelap gulita menuju dunia yang terang-benderang sebagai Nabi dan Rasul terakhir untuk menjadi sumber pedoman hidup seluruh manusia hingga akhir zaman melalui perantara malaikat Jibril. Secara harfiah Al-Qur’an berarti bacaan. Namun, walau terdengar merujuk ke sebuah buku atau kitab, umat Islam lebih merujuk Al-Qur’an lebih pada kata-kata atau kalimat di dalamnya, bukan pada bentuk fisiknya sebagai hasil cetakan.. Al-Qur’an diturunkan secara bertahap. Di dalam Al-Qur’an terdapat banyak sekali aturan-aturan, hukum-hukum yang mengatur hidup manusia agar tidak sampai menuju jalan yang sesat. Al-Qur’an merupakan bagian dari hidup yang tidak terpisahkan dengan hadis dari Rasulullah SAW. Termasuk dalam perilaku konsumsi, kita harus tetap berpedoman pada ajaran Al-Qur’an dan Al-Hadis. Maka dari itu, dalam menjalani hidup ini kita harus berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Al-Hadis.
Konsumsi merupakan salah satu unsur pokok dalam perilaku ekonomi, selain kegiatan produksi dan distribusi. Dalam ilmu Ekonomi Islam, telah diatur beberapa aturan tentang bagaimana seharusnya kita sebagai makhluk ciptaan Allah SWT mengkonsumsi sesuatu. Di dalam Al-Qur’an terdapat banyak aturan-aturan tentang bagaimana cara konsumsi yang baik yang sesuai dengan syariat Islam. Kebanyakan kaum muslim dalam berperilaku konsumtif cenderung mengikuti hawa nafsu, tidak memikirkan efek negative dari perilaku tersebut. Maka dari itu, kita kembali kepada Al-Qur’an dan Al-Hadis.
B. TUJUAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk pemenuhan tugas pada mata kuliah Ilmu A-Qur’an tentang hubungan ayat dan kolerasinya dengan ekonomi kontemporer.
C. RUMUSAN MASALAH
Adapun masalah yang ingin diketahui dan dikaji di dalam makalah ini yaitu :
1. Apa pengertian dari konsumsi?
2. Apa tafsir ayat Q.S Al-A’raf : 31 dan Q.S. An-Nahl ayat : 66?
3. Apa hubungan kolerasi antara ayat Q.S Al-A’raf : 31 dan Q.S. An-Nahl ayat : 66 dengan ekonomi kontemporer?
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN KONSUMSI
Konsumsi berasal dari bahasa Belanda yaitu Consumptie yang berarti suatu kegiatan yang bertujuan mengurangi atau menghabiskan daya guna suatu benda, barang maupun jasa dalam rangka memenuhi kebutuhan. Sedangkan, individu atau kelompok pengguna barang dan jasa disebut konsumen. Konsumsi merupakan kegiatan yang baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Jika tujuan pembelian produk tersebut untuk dijual kembali, maka disebut pengecer atau distributor. Bukan suatu rahasia lagi bahwa sebenarnya konsumen adalah raja sebenarnya, oleh karena itu produsen sudah seharusnya memperhatikan semua yang menjadi hak-hak konsumen.
B. TAFSIR Q.S. AL-A’RAF : 31
Pada zaman modern seperti saat ini, yang namanya kebutuhan sandang dan pangan sangat penting seiring dengan kesibukan dan banyak nya kegiatan seseorang. Agar kita sebagai manusia, mampu beribadah dan bekerja dengan maksimal, memenuhi kebutuhan sangat penting. Apalagi masalah mengenai pakaian, makanan, dan minuman. Sebagai seorang muslim tentunya harus mengikuti aturan berpakaian serta makan dan minum yang baik sesuai dengan apa yang telah diatur dalam Al-Qur’an seperti pada surah Al-A’raf ayat 31.
يَا بَنِي آدَمَ خُذُوا زِينَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوا إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ
Artinya :
“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan”.
Dari ayat tersebut ialah Allah menyuruh kita memakai pakaian yang dapat menutup aurat, sopan, bersih dan baik serta indah yang dapat menambah keindahan dalam beribadah kepada Allah. Islam tidak melarang kita untuk berpakaian indah. Namun, tetap ada batas-batasan bagi umat muslim dalam berpakaian yaitu :
1. Menutup aurat. Bagi perempuan adalah seluruh tubuhnya kecuali wajah dan telapak tangan. Sedangkan, bagi laki-laki adalah dari perut sampai lutut.
2. Berpakaian yang bersih dan rapih.
3. Tidak menyerupai pakaian perempuan bagi laki-laki begitupun sebaliknya.
4. Tidak ketat dan transparan.
5. Tidak berlebih-lebihan dalam berhias.
6. Larangan memakai emas dan sutera bagi laki-laki.
7. Larangan menyerupai orang kafir.
8. Tidak menimbulkan riak (sombong).
Adapun fungsi pakaian yaitu :
1. Sebagai penutup aurat. Sebagaimana firman Allah SWT yang artinya : “Wahai anak cucu Adam! Sesungguhnya Kami telah menyediakan pakaian untuk menutup auratmu (yuwa - ri saua-ti-kum) dan untuk perhiasan (ri-syan) bagimu. Tetapi pakaian taqwa (liba suttaqwa-), itulah yang lebih baik. Demikianlah sebagian tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka ingat.” (Q.S. al-A„ra-f : 26)
2. Sebagai indentitas diri. Pakaian yang dipakai diharapkan menunjukkan bahwa dia adalah seorang muslim.
3. Sebagai perhiasan. Pakaian juga berfungsi sebagai perhiasan, apabila kita berpakaian yang rapi, sopan, dan bersih.
4. Sebagai pelindung diri. Pakaian juga berfungsi sebagai pelindung diri dari sengatan matahari. "..dan Dia (ALLAH) telah jadikan bagi kamu pakaian itu sebagai pelindung diri kamu daripada (cuaca) panas..(Q.S. An-Nahl:81)
Etika dalam berpakaian yaitu :
1. Membaca doa.
2. Disunnahkan untuk mendahulukan anggota tubuh yang bagian kanan dalam mengenakan pakaian.
3. Memakai pakaian yang rapi, sopan, bersih sesuai dengan tempat.
4. Disunnahkan melepas pakaian dari sebelah kiri.
Rasulullah SAW juga selalu menjaga kebersihan badan sesuai sabdanya yaitu : Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, “Kewajiban bagi setiap Muslim untuk mandi satu harí dalam satu minggu, dengan membasahi kepala dan tubuhnya“. Juga menyuruh kita untuk menjaga kebersihan mulut. Sesuai sabda Rasulullah SAW : “Seandainya tidak akan memberatkan umatku, niscaya aku akan memerintahkan mereka untuk bersiwak setiap kali akan shalat“. (HR. Bukhari dan Muslim).
Dalam ayat ini juga Allah mengatur perkara tentang makan dan minum yaitu jangan melampaui batas makan dan minum yang dibutuhkan oleh tubuh dan jangan pula melampaui batas-batas makanan yang di halalkan. Tujuan makanan dalam islam yaitu untuk mempertahankan kehidupan dan membuat kondisi tubuh tetap sehat untuk bekerja, belajar, dan beribadah. Kesehatan adalah nikmat dari Allah SWT. yang tak terkira, contoh paling baik dalam menjaga kesehatan adalah contoh dari Rasullah SAW. Contoh dari beliau yaitu untuk jangan terlalu banyak makan dan minum. Sesuai dengan sabda Rasulullah SAW : “Tiada tempat paling buruk selain perut yang di isi oleh manusia. Cukuplah bagi manusia beberapa suapan sekedar untuk menegakkan tulang iganya. Jika dia mengisi perutnya, maka sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumnya dan sepertiga untuk pernapasannya (udara).”
Adapun batasan dalam makan dan minum yaitu: Batas dalam lapar, haus, kenyang. Kita sebagai manusia makan ketika merasa lapar dan sebaiknya berhenti makan dengan tidak terlalu kenyang, dan minum untuk sekedar melepas dahaga, walaupun nafsu makan atau minum masih ada. Dalam batasan ekonomi. Kita sebagai manusia sebaiknya membeli makanan secukupnya disesuaikan dengan ekonomi keuangan masing-masing. Jangan berlebihan dalam berbelanja karena akan mendatangkan kerugian apabila pengeluaran lebih besar daripada pendapatan. Batas Syara’, Allah telah mengharamkan beberapa jenis makanan dan juga jenis minuman. Memilih mana yang halal dan mana yang haram merupakan kewajiban umat islam agar tidak melanggar batas-batas syara’ yang dilarang Allah.
Tentang orang yang suka makanan berlebihan, Allah SWT menggambarkan mereka seperti cara makan hewan. Mereka berlebih-lebihan sampai sekenyang-kenyangnya, tidak beraturan asal mata terjaga perutnyalah yang dipikirkannya. Berbagai bentuk makanan dimasukkan kedalam perutnya, entah yang halal maupun haram. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam surat Muhammad ayat 12, yang artinya “ mereka makan laksana hewan makan dan api nerakalah tempat kediaman mereka “.
Sebab turun nya surah Al-A’raf ayat 31 yaitu diterangkan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan olwh Abdun bin Hamid dari Said bin Jubair, bahwa orang-orang pada zaman jahiliah tawaf sekeliling ka’bah dalam keaadan telanjang bulat. Mereka berkata : “ Kami tidak akan tawaf dengan memakai pakaian yang telah kami pakai untuk berbuat dosa.” Lalu datanglah seorang perempuan untuk mengerjakan tawaf dan pakaiannya dilepaskannya sama sekali sedang dalam keaadaan bertelanjang dan hanya tangan saja yang menutupi kemaluannya, karena itu turunlah ayat ini. Dari riwayat lain menyebutkan bahwa ayat ini turun ketika beberapa sahabat Nabi bermaksud meniru kaum Quraisy yang sangat menggebu-gebu semangat beragamanya hingga enggan thawaf bila tidak memakai pakaian yang baru yang belum pernah dipakai berbuat dosa. Pada masa Jahiliah, manusia yang mengerjakan haji hanya makan makanan yang mengenyangkan, tidak makan yang sedap-sedap dan bergizi yang diperlukan oleh tubuh agar lebih kuat dalam beribadah.
C. TAFSIR SURAH AN-NAHL AYAT 66
Makanan dan minuman yang sehat, banyak macam dan beragam jenisnya. Contoh salah satunya yaitu susu. Susu merupakan minuman sehat yang banyak mengandung vitamin dan mineral, kalsium, magnesium dan protein tinggi yang baik untuk tubuh. Apalagi bagi anak-anak di usia tumbuh membutuhkan nutrisi dan gizi yang terkandung di susu. Susu juga merupakan salah satu mukjizat Allah SWT. yang terdapat di dalam tubuh hewan ternak. Jauh sebelum ilmu pengetahuan modern muncul, Al-Qur’an sudah memberi penjelasan mengenai terbentuknya susu pada surah An-Nahl ayat 66 :
وَإِنَّ لَكُمْ فِي الْأَنْعَامِ لَعِبْرَةً نُسْقِيكُمْ مِمَّا فِي بُطُونِهِ مِنْ بَيْنِ فَرْثٍ وَدَمٍ لَبَنًا خَالِصًا سَائِغًا لِلشَّارِبِينَ (66)
Artinya:
Dan sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minum dari pada apa yang berada dalam perutnya (berupa) susu yang bersih antara tahi dan darah, yang mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya. (16: 66)
Pertama-tama susu terbentuk setelah binatang ternak mengunyah makanannya. Makanan tersebut akan sampai di lambung dan diolah nutrisinya. Sesudahnya makanan yang tersisa dan tidak bernutrisi akan disalurkan ke saluran pembuangan, sementara nutrisi akan disalurkan kedalam aliran darah. Terakhir, darah yang mengandung nutrisi akan melewati kantung proses kedua. Dengan demikian, dipahami bahwa pada proses pertama air susu terproduksi dari proses yang ada diantara darah dan saluran pembuangan.
Dalam ayat ini hewan-hewan yang diciptakan oleh Allah SWT. juga untuk pelajaran bagi manusia sekaligus sumber kebutuhan yang dan dapat memberikan kesehatan, seperti susu yang di hasilkan oleh hewan ternak bahkan yang sangat baik untuk kesehatan dan juga obat. Padahal susu itu dihasilkan dari dalam perut hewan ternak antara kotoran dan darah. Sungguh Allah Maha Besar atas segala yang diciptakan-Nya.
Maha Kuasa Allah, Maha Luas Rahmat-Nya terhadap para hamba-Nya. Dari air susu hewan ternaklah manusia mendapatkan minuman yang lezat, mudah dicerna dan bermanfaat bagi kesehatan. Maha Kuasanya Allah menciptakan sesuatu yang bisa langsung dikonsumsi dengan memisahkan susu yang bersih itu dari darah dan kotoran hewan sehingga mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya.
D. HUBUNGAN AYAT DENGAN EKONOMI KONTEMPORER
Konsumsi tidak lepas hubungannya dengan ekonomi. Sebelum kita mengkonsumsi pakaian serta minuman ataupun makanan, kita pasti membeli pakaian serta minuman dan makanan yang merupakan salah satu kegiatan ekonomi (kegiatan jual beli) yang pastinya selalu kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari.
Sesuai dengan Surah Al-A’raf ayat 31 bahwa sudah diatur manusia tidak boleh berlebih-lebihan dalam hal makan dan minum serta berpakaian. Tetapi dalam keadaan nyata sekarang ini. Masih banyak manusia yang tetap melampaui batas. Karena beragam macam makanan dan minuman yang ditawarkan di pasaran. Banyak diantara kita suka ingin mencoba makanan itu, makanan ini. Sehingga menyebabkan manusia membeli makanan berlebih lantaran mengikuti nafsunya, bukan karena ingin membeli makanan yang cukup untuk kebutuhannya. Mengenakan pakaian yang berlebih-lebihan karena ingin dipuji, dan bahkan sudah keluar dari ajaran Islam tentang bagaimana mengenakan pakaian yang sesuai dengan agama Islam. Kita juga harus dapat dengan bijak memilih antara keinginan dan kebutuhan agar tidak timbul sikap dan perilaku yang berlebih-lebihan.
Dalam Surah An-Nahl ayat 66 dijelaskan bahwa Allah menciptakan minuman yang dapat langsung diminum oleh manusia yaitu susu. Susu karena sangat dibutuhkan oleh banyak orang, sehingga susu dari hewan ternak oleh peternak dapat diperjualbelikan untuk memenuhi kebutuhannya yang lain dan menopang perekonomiannya. Susu juga dapat diolah bersama dengan bahan lainnya sehingga meningkatkan harga jualnya di pasaran. Jadi, susu merupakan salah satu bahan yang penting di dalam perekonomian. Sungguh Maha Kuasa dan Maha Sempurna Allah dengan segala ciptaanNya.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Konsumsi adalah suatu kegiatan yang bertujuan mengurangi atau menghabiskan daya guna suatu benda, barang maupun jasa untuk memenuhi kebutuhan sandang maupun pangan di kehidupan sehari-hari.
2. Dalam Q.S. Al-A’raf ayat 31, perbuatan yang berlebih-lebihan termasuk makan dan minum serta berpakaian yang melewati batas akan merugikan dan tidak disukai oleh Allah, karena setiap sesuatu yang tidak disukai oleh Allah SWT. akan mendatangkan dampak yang negative bagi manusia itu sendiri. Dalam Q.S. An-Nahl ayat 66, Allah SWT. menciptakan susu yang bersih dari perut hewan ternak yang keluar diantara darah dan kotoran dan bermanfaat bagi manusia yang merupakan tanda-tanda kesempurnaan Allah serta sifat-sifatNya Yang Maha Sempurna.
3. Hubungan Q.S. Al-A’raf ayat 31 adalah mengatur gaya hidup yang berkaitan dengan bidang ekonomi yang tidak bisa lepas dari kehidupan sehari-hari. Hubungan Q.S. An-Nahl ayat 66 adalah penciptaan susu oleh Allah bermanfaat dalam bidang ekonomi untuk memenuhi kebutuhan.
B. SARAN
Dalam penyelesaian makalah ini, kami tidak lepas dari kesalahan-kesalahan yang mungkin kami tidak sadari. Maka dari itu, kami mengharapkan saran dan kritikan yang sifatnya membangun dari Bapak Dosen.
DAFTAR PUSTAKA
“Konsumsi”. Wikipedia Ensiklopedia Bebas. http://id.wikipedia.org/wiki/konsumsi ( 23 November 2014)
Kusumawardani, Yunita. “Pola Hidup Sederhana”. Blog Yunita Kusumawardani. http://yunita-kusumawardani.blogspot.com/2012/01/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html (26 November 2014)
Fauroni, Lukman. Peran Badan Usaha Dalam Perekonomian Indonesia. http://www.scribd.com/doc/28846387/Artikel-Jurnal-MSI-UII-Tafsir-Ayat-ayat-Konsumsi (26 November 2014)
Arifil Huda, Dhony. “Tafsir Ayat Konsumsi (bag 4)”. Blog Dhony Arifil Huda. http://berandapagihari.blogspot.com/2013/03/tafsir-ayat-konsumsi-bag-4.html (30 November 2014)
Fikriani, Alivea. “Kandungan Surat Al-A’raf ayat 31”. Blog Alivea Fikriani. http://liviatan2403.blogspot.com/2012/10/kandungan-surat-al-araf-ayat31.html (30 November 2014)
Eka, Dalila. “Alam Semesta Sebagai Tanda Kebesaran Allah SWT.”. Blog Dalila Eka. http://ekakundur.blogspot.com/2012/12/normal-0-false-false-false-en-us-x-none_13.html (30 November 2014)
Wahyu, Arung. “Al-Qur’an Surah An-Nahl ayat 65-69”. Blog Arung Wahyu. https://arungwahyu.wordpress.com/2012/11/13/al-quran-surah-an-nahl-ayat-65-69/ (30 November 2014)
Iran Indonesian Radio. “Tafsir Al-Qur’an Surah An-Nahl ayat 66-69”. Situs Resmi Iran Indonesia Radio. http://indonesian.irib.ir/islam/al-quran/item/84570-tafsir-al-quran-surat-an-nahl-ayat-66-69 ( 31 November 2014)
Islamic Economics Course. “Q.S.Al-A’raf (7) : 31”. Situs Resmi Islamic Economics Course. http://iecourse.blogspot.com/2014/02/qs-al-araf-7-31.html ( 31 November 2014)
0 comments:
Post a Comment