SELAMAT DATANG

Tuesday, 30 June 2015

Materi SPM Mengukur Aktiva yang digunakan

Mengukur Aktiva yang digunakan
A.    Kas
Hampir semua perusahaan mengendalikan kas secara terpusat karena pengendalian pusat memungkinkan penggunaan saldo kas sang lebih kecil daripada jika setiap unit usaha memegang saldo kas yang dibutuhkannya unuk menyeimbangkan perbedaan antara arus kas masuk dan arus kas keluar.
Akibatnya, saldo kas aktual pada tingkat unit usaha cenderung lebih kecil dibandingkan dengan saldo kas yang diperlukan, jika unit usaha merupakan suatu perusahaan independent. Oleh karena itu, banyak perusahaan yang menggunakan rumus untuk menghitung kas yang akan dimasukkan dalam dasar investasi.
B.    Piutang
Memasukkan unsur piutang pada harga jual atau pada harga pokok penjualan merupakan hal yang masih diperdebatkan. Suatu pihak dapat berargumen bahwa investasi riil dari suatu unit dalam piutang adalah hanya sebesar harga pokokk penjualan dan bahwa tingkat pengembalian yang memuaskan atas investasi ini mugkin sudah mencukupi. Dilain pihak, adalah mungkin untuk mengatakan bahwa unit usaha dapat mnginvestasikan kembali uang yang diperoleh dari piutang, dan karena itu, piutang harus dimasukkan pada harga jualnya. Yang biasanya dilakukan adalah mengambil alternatif yang lebih sederhana yaitu memasukkan piutang pada nilai buku, yang merupakan harga jual dikurangi penyisihan atas piutang tak tertagih.
Jika unit usaha tersebut tidak mengendalikan kredit maupun penagihannya, maka piutang dapat dihitung berdasarkan rumus. Rumus ini harus konsisten dengan periode pembayaran normal.
C.    Persediaan
Persediaan biasanya dicatat pada jumlah akhir periode meskipun rata-rata antarperiode lebih baik secara konsep. Jika perusahaan menggunakan (last in, first out- LIFO) untuk tujuan akuntansi keuangan, maka metode penilaian lain biasanya digunakan untuk pelaporan laba unit usaha, karena saldo persediaan LIFO cenderung sangat rendah pada periode terjadinya inflasi.
Jika persediaan barang dalam proses (work-in-process) didanai melalui pembayaran dimuka (advance payment) atau pembayaran cicilan (progress payment) dari konsumen, seperti yang biasa terjadi jika barang tersebut membutuhkan waktu produksi yang lama. Pembayaran tersebut akan dikurangi dari jumlah persediaan kotor (gross inventory amounts), atau dilaporkan sebagai kewajiban. Beberapa perusahaan mengurangkan utang usaha dari persediaan dengan dasar bahwa utang mencerminkan pendanaan atas sebagian persediaan oleh pemasok, tanpa biaya untuk unit usaha.
D.    Modal Kerja secara Umum
Perlakuan atas modal kerja sangat bervariasi. Pada satu sisi, perusahaan memasukkan seluruh aktiva lancar ke dalam dasar investasi dengan tidak mengeliminasi kewajiban lancar. Metode tersebut adalah beralasan dari sudut pandang motivasional jika unit usaha tidak dapat mempengaruhi utang atau kewajiban lancar lainnya. Tetapi metode tersebut menyatakan terlalu tinggi (overstate) jumlah modal korporat yang diperlukan untuk mendanai unit usaha, karena kewajiban lancar merupakan sumber modal, seringkali dengan biaya bunga sama dengan nol. Dilain pihak, seluruh kewajiban lancar dapat dikurangkan dari aktiva lancar.
E.    Properti, Pabrik, dan Peralatan
Dalam akuntansi keuangan, aktiva tetap awalnya dicatat pada biaya perolehan,dan biaya ini dihapuskan sepanjang umur ekonomis aktiva melalui penyusutan. Hampir semua perusahaan menggunakan pendekatan yang sama dalam mengukur profitabilitas atas dasar aktiva dari unit usaha. Hal ini menyebabkan pemasalahan serius dalam penggunaan sistem tersebut untuk tujuan yang dimaksudkan. Adapun permasalahan tersebut yaitu berupa :
1.    Akuisisi peralatan baru
Unit usaha yang memiliki aktiva yang sudah tua, atau yang sudah sepenuhnya disusutkan, akan cenderung melaporkan EVA yang lebih besar daripada unit usaha yang memiliki aktiva yang lebih baru.
Jika profitabilitas diukur dengan ROI, maka akan terjadi ketidakkonsistenan yang sama. Terbukti bahwa aktiva yang disusutkan dimasukkan ke dalam dasar investasi pada nilai buku bersih, maka profitabilitas unit usaha tersebut akan dinyatakan secara salah (misstated) pada nilai buku bersih, dan para manajer unit usaha tidak akan termotivasi untuk mengambil keputusan akuisisi yang tepat.
2.    Nilai buku kotor
Fluktuasi dalam EVA dan ROI dari tahun ke tahun dapat dihindari dengan memasukkan unsur aktiva yang dapat disusutkan (depreciable asset) dalam dasar investasi pada nilai buku kotornya (gross book value).
3.    Disposisi Aktiva
Jika satu mesin baru dianggap akan menggantikan mesin yang telah ada dan yang masih memilliki nilai buku yang belum disusutkan, diketahui bahwa nilai buku tersebut tidak relevan dalam analisis ekonmi atas usulan pembelian (kecuali bahwa secara tidak langsung hal tersebut mempengaruhi pajak penghasilan). Tetapi, menghilangkan nila buku dari aktiva lama dapat mempengaruhi perhitungan profitabilitas unit usaha secara substansi. Nilai buku kotor akan meningkat hanya sebesar selisih antara nilai buku bersih setelah tahun pertama dari mesin yang baru dengan nilai buku bersih dari mesin yang lama. Dalam kedua kasus tersebut, jumlah yang relevan dari investasi tambahan akan dinyatakan terlalu rendah, dan selanjutnya EVA akan dinyatakan terlalu tinggi. Hal ini akan mendorong para manajer untuk mengganti mesin lama dengan mesin baru, bahhkan ketika penggantian itu tidak dibenarkan secara ekonomis. Lebih lanjut lagi, unit-unit usaha yang paling banyak melakukan penggantian akan menunjukkan kenaikan profitabilitas yang besar.
4.    Penyusutan Anuitas
Hanya sedikit sekali manajer yang menerima ide mengenai penyisihan penyusutan yang meningkat pada saat umur asset semakin tua. Mereka melihat penyusutan akuntansi sebagai cerminan dari penurunan kondisi fisik atau kerugian dalam ekonomis. Oleh karena itu, mereka percaya bahwa penyusutan dengan metode garis lurus, ataupun yang dipercepat, merupakan metode yang paling menggambarkan kondisi dilapangan. Akibatnya, sangat sulit untuk meyakinkan mereka guna menerima konsep metode anuitas untuk mengukur laba unit usaha.

5.    Metode Penilaian yang Lain
Beberapa perusahaan menggunakan nilai buku bersih tetapi menetapkan batas bawah, biasanya 50 persen, sebagai biaya awal yang dapat dihapus. Hal ini mengurangi distorsi yang terjadi dalam unit usaha yang memiliki aktiva yamg tua. Kesulitan dalam metode ini adalah bahwa suatu unit usaha dengan aktiva tetap yang memiliki nilai buku bersih diatas 50 persen nilai buku kotornya dapat mengurangi dasar investasi dengan sepenuhnya membuang aktiva –aktiva yang masih bagus. Perusahaan-perusahaan lain sama sekali tidak menggunakan catatan akuntansi dan menggunakan estimasi nilai sekarang (current value) dari aktiva. Perusahaan-perusahaan memperoleh jumlah tersebut dengan cara menilai aktiva secara berkala (katakanlah, setiap lima tahun atau ketika manajer unit usaha yang baru mengambil alih), dengan menyesuikan biaya awal menggunakan suatu indeks perubahan pada harga peralatan, atau dengan menggunakan nilai asuransi.
F.     Aset-aset yang Disewagunausahakan
Banyak perjanjian sewa guna usaha merupakan perjanjian pendanaan, yaitu perjanjian tersebut memberikan cara alternatif untuk menggunakan sktiva yang seharusnya didapatkan dari pendanaan dengan uang dan modal. Sewa guna usaha financial (yaitu, sewa guna jangka panjang yang setara dengan nilai sekarang dari arus beban sewa) adalah sama dengan utang dan dilaporkan juga dalam neraca. Keputusan pendanaan biasanya dilakukan oleh kantor pusat. Karena alasan tersebut, pembatasan biasanya diberlakukan pada kebebasan manajer unit usaha untuk melakukan sewa guna usaha atas aktiva.
G.    Aktiva yang Menganggur
Suatu unit usaha memiliki aktiva yang menganggur (idle asset) yang dapat digunakan oleh unit lain, maka unit usaha tersebut dapat diperbolehkan untuk mengeluarkan aktiva tersebut dari dasar investasinya. Tujuan dari izin ini adalah untuk mendorong para manajer unit usaha guna melepas aktiva mengaggur ke unit lain yang mungkin memerlukannya. Tetapi, jika aktiva tetap tersebut tidak dapat digunakan oleh unit lain, maka pemberian izin untuk menjual atau mengganti aktiva tersebut akan menimbulkan tindakan-tindakan yang disfungsional.

H.    Aktiva Tidak Berwujud
Ada keuntungan dalam mengkapitalisasi aktiva tidak berwujud seperti R&D dan pemasaran, serta kemudian mengamortisasinya selama masa manfaatnya. Metode tersebut akan mengubah cara manajer unit usaha memandang pengeluaran semacam ini. Dengan menghitung aktiva semacam ini sebagai investasi jangka panjang, unit usaha akan memperoleh manfaat janga pendek yang lebih sedikit dari pengurangan atas pengeluaran untuk pos tersebut.
I.    Kewajiban Tidak Lancar
Suatu unit usaha menerma modal permanennya dari kumpulan dana korporat. Korporat memperoleh dana tersebut dari pemberi pinjaman, investor modal, dan laba ditahan. Bagi unit usaha, jumlah total dari dana tersebut adalah relevan tetapi tidak dengan sumber daya dari mana dana tersebut berasal. Meskipun demikian, dalam situasi yang tidak lazim, pendanaan suatu unit usaha mungkin saja merupakan hal yang aneh bagi unit usaha itu sendiri.
J.     Beban Modal
Kantor pusat korporat menentukan tarif (rate) yang digunakan untuk menghitung beban modal (capital charge). Tarif tersebut seharusnya lebih tinggi daripada tarif korporat untuk pendanaan dengan utang karena dana yang terlibat merupakan campuran antara utang dan modal berbiaya lebih tinggi (higher-cost equity). Biasanya, tarif tersebut ditetapkan di bawah estimasi modal perusahaan sehingga EVA atas rata-rata unit usaha berada di atas nol.
K.    Survei-survei Praktek
Kebanyakan perusahaan memasukkan unsur aktiva tatap ke dalam dasar investasi pada nilai buku bersih. Perusahaan-perusahaan tersebut karena ini merupakan jumlah dengan mana aktiva tersebut dicatat dalam laporan keuangan, dan oleh karenanya, sesuai dengan laporan keuangan tersebut, mencerminkan jumlah modal yang digunakan dalam divisi tersebut.



EVA Versus ROI
Ada tiga keuntungan dari ROI :
a.    ROI merupakan pengukuran yang komperehensif dimana semua mempengaruhi laporan keuangan tercermin dari rasio ini.
b.    ROI mudah dihitung, dipahami dan sangat berarti dalam pengertian absolut.
c.    ROI merupakan denominator yang dapat diterapkan ke setiap unit organisasi yang bertanggungjawab terhadap profitabilitas, tanpa mempedulikan ukuran dan jenis usahanya.
EVA tidak memberikan dasar perbandingan semacam ini. Tetapi, pendekatan EVA juga memiliki beberapa keuntungan. Ada empat alasan yang membuatnya lebih unggul daripada ROI, yaitu:
1.    Dengan EVA seluruh unit usaha memiliki sasaran laba yang sama umtuk perbandingan investasi. Dilain pihak, pendekatan ROI memberikan insentif yang berbeda untuk investasi diantara unit-unit usaha.
2.    Keputusan-keputusan yang meningkatkan ROI suatu pusat investasi dapat menurunkan laba keseluruhan. Penggunaan EVA sebagai ukuran berkaitan dengan permasalahan tersebut. Metode ini berhubungan dengan inestasi aset yang ROI nya berada diantara biaya modal dan ROI yang sekarang dicapai oleh onvestasi tersebut. Jika kinerja pusat investasi diukur dengan EVA, maka investasi yang menggunakan laba di atas biaya modal akan meningkatkan EVA dan oleh karena itu, akan lebih menarik bagi para manajer.
3.    EVA adalah tingkat suku bunga yang berbeda dapat digunakan untuk jenis aktiva yan berbeda pula. Degan demikian, para manajer unit usaha harus bertindak secara konsisten ketika memutuskan untuk berinvestasi pada aktiva yang baru.
4.    EVA berlawanan dengan ROI, memiliki korelasi positif yang lebih kuat terhadap perubaha-perubahan dalam nilai pasar perusahaan. Para pemegang saham merupakan pemilik kepentingan (stakeholder) yang penting dalam perusahaan. Ada beberapa alasan mengapa penciptaan nilai pemegang saham menjadi penting bagi perusahaan:
i.    Mengurangi resiko pengambil alihan (takeover)
ii.    Menciptakan nilai tukar untuk agresivitas dalam merger dan akuisisi.
iii.    Mengurangi biaya modal, sehingga memugkinkan investasi yang lebih cepat intuk pertumbuhan masa depan.
EVA diukur dengan cara sebagai berikut:
EVA = Laba bersih – Beban modal
Atau
EVA = Modal yang digunakan (ROI- Biaya modal)

Pertimbangan Tambahan dalam mengevaluasi Manajer
Dengan melihat kelemahan ROI , kelihatannya sangat mengejutkan bahwa ROI digunakan secara luas. Tetapi, cakupan dari kesalahan tersebut tidak dapat ditentukan karena hanya sedikit jumlah manajer yang mau mengakui adanya kesalahan tersebut dan banyak yang tidak menyadari bahwa kesalahan tersebut terjadi.
Penggunaan EVA sebagai perangkat pengukuran kinerja sangat disarankan. Tetapi, EVA tidak menyelesaikan seluruh masalah yang berkaitan dengan penghitungan aktiva tetap. Kecuali metode penyusutan anuitas (annuity depcription) dipergunakan, EVA akan langsung meningkat karena berlalunya waktu penggunaan. Lebih lanjut lagi, EVA akan tertekan untuk sementara oleh investasi-investasi baru karena tingginya nilai buku bersih pada tahun-tahun awal. EVA menyelesaikan masalah yang ditimbulkan dari potensi laba.
Dengan mempertimbangkan hal ini, beberapa perusahaan memutuskan untuk mengeluarkan unsur aktiva tetap dari dasar investasi. Perusahaan-perusahaan tersebut membebankan beban bunga hanya untuk aktiva yang dapat dikendalikan, dan mengendalikan aktiva tetap dengan perangkat terpisah. Investasi dalam aktiva tetap dikendalikan oleh proses anggaran modal sebelum terjadinya dan oleh audit setelah penyelesaian untuk menentukan apakah ada arus kas yang diantisipasi terwujud. Hal tersebut jauh dari memuaskan karena penghematan atau pendapatan aktual dari akuisisi aktiva tetap tidak dapat diidentifikasikan.

Mengevaluasi Kinerja Ekonomi suatu Entitas.
Pembahasan sampai pada saat ini terfokus pada pengukuran kinerja dari para manajer unit usaha. Laporan-laporan manajemen dibuat bulanan atau kuartalan sementara laporan kinerja ekonomi biasanya dibuat dengan selang waktu yang tidak tetap, biasanya sekali dalam selang beberapa tahun.
Laporan-laporan ekonomi merupakan instrumen yang diagnostik. Laporan tersebut memberikan indikasi apakah strategi unit usaha yang sekarang sudah memuaskan dan jika tidak, keputusan apa yang harus diambil untuk unit usaha ekonimi atas suatu unit usaha dapat memperlihatkan bahwa rencana yang sekarang atas produk-produk, pabrik dan peralatan baru, atau strategi baru yang lain.
Laporan-laporan ekonomi dapat dijadikan dasar untuk memperoleh nilai perusahaan secara keseluruhan. Nilai semacam ini disebut breakup value – yaitu, estimasi jumlah yang akan diterima oleh para pemegang saham jika masing-masing unit usaha dijual. Laporan tersebut menunjukkan unit usaha yang menarik dan dapat mengindikasikan bahwa manajemen senior salah mengalokasikan waktu mereka yang terbatas – yaitu, menghabiskan waktu yang terlalu banyak untuk unit usaha yang cenderung tidak banyak memberikan kontribusi kepada profitabilitas total perusahaan.
Perbedaan yang paling nyata antara kedua jenis laporan tersebut adalah bahwa laporan ekonomi lebih terfokus pada profitabilitas di masa depan daripada profitabilitas yang sekarang atau yang lalu.
Secara konsep, nilai suatu unit usaha adalah nilai sekarang dari pendapatan di masa depan. Hal ini dihitung dengan mengestimasi arus kas untuk setiap tahun di masa depna dan mendiskusikan setiap arus kas tersebut pada tarif laba yang telah ditentukan. Analisis tersebut dilakukan untuk lima, atau mungkin sepuluh tahun yang akan datang. Meskipun estimasi-estimasi tersebut pada umumnya berupa estimasi yang kasar, namun tetap memberikan cara yang berbeda dalam melihat unit usaha, dibandingkan dengan apa yang ada pada laporan-laporan kinerja.

MATERI KULIAH MENGELOLAH SIKLUS HIDUP PENGEMBANGAN SISTEM

Siklus hidup pengembangan system (system development life cycle_ SDLC) adalah model untuk mengurangi risiko keuangan dan operasional yang signifikan melalui perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan dokumentasi secara hati-hati dari aktivitas-aktivitas utama.
Ada lima tahap dari model ini, yaitu:
•    Strategi system, langkah pertama dalam SDLC adalah mengembangkan strategi system yang memerlukan pemahaman mengenai kebutuhan bisnis  strategis dari organisasi.
•    Inisiasi proyek, adalah proses penilaian proposal system untuk melihat konsistensinya dengan rencana system strategis dan dievaluasi kelayakannya dan biaya manfaatnya.
•    Pengembangan di dalam perusahaan, langakah pengembangan dalam perusahaan  (in-house) mencakup analisis kebutuhan pengguna, desain proses dan basis data, pembuatan tampilan pengguna, pemrograman aplikasi, serta pengujian dan implementasi system yang sudah lengkap.
•    Paket komersial, kebanyakan perusahaan akan mencari peranti lunak komersial yang dikodekan, daripada mengembangkan system dari nol. Hal ini dikarenakan perusahaan akan memperoleh berbagai banyak keuntungan jika dapat mengimplementasikanperanti lunak komersial. Diantaranya biaya awal yang lebih rendah, waktu implementasinya yang lebih singkat, pengendalian yang lebih baik dan pengujianyang ketat oleh pemasok.
•    Pemeliharaan mencakup perolehan dan implementasinya versi peranti lunak terbaru dari paket komersial serta modifikasi terhadap system yang ada agar apat mengakomodasi perubahan dalam kebutuhan pengguna.

Partisipan dalam pengembangan system
partisipan dalam pengembangan system dapat diklasifikasikan kedalam tiga kelompok, antara lain :
•    Professional system (system professional) adalah analis system, desainer system dan pemrograman. Orang –orang ini adalah yang membangun system. Mereka mengumpulkan fakta-fakta mengenai masalah  darisistem yang ada, menganalisis fakta-fakta dan merumuskan solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut.
•    Pengguna akhir (end user) adalah orang-orang yang akan menggunakan system ang dibangun. Pengguna tersebut antara lain manajer, staf operasional, akuntan, dan auditor internal.
•    Pemegang kepentingan, yaitu ndividu yang berada didalam atau diluar perusahaan yang berhubungan dengan system tersebut, tetapi bukan pengguna akhir. Ini mencakup akuntan, auditor internal, auditor eksternal, dan komisi pengarah internal yang mengawasi pengembangan system.

Kebutuhan informasi strategis
Perencanaan system strategis melibatkan alokasi sumber daya system pada tingkat makro, yang biasanya berkaitan dengan kerangka waktu selama tiga hingga lima tahun. Di bayak perusahaan, input-input utama dalam mengembangkan strategis system yang tepat mencakup kebutuhan bisnis strategis dari perusahaan, system warisan dan umpan balik perusahaan.
Pengembangan strategis bisnis memerlukan pemahaman mengenai visi manajemen atas, yang telah membentuk strategis bisnis organisasi. Organisasi yang tidak memiliki misi yang tepat, mungkin di kelolah dan diarahkan oleh individu yang kurang memiliki strategi system yang layak. Akibatnya, pihak manajemen hanya merespon kebutuhan system informasi berdasarkan krisis yang terjadi, bukan dari perencanaan yang matang. Selain perlunya komponen visi yang berjangka panjang , proses perencanaan strategis digerakkan oleh berbagai factor-faktor bisnis, termasuk konsolidasi, kmpetisi, tekhnologi yang berevolusi dengan sangat cepat, perubahan dalam lanskap peraturan, dan peningkatan permintaan dari pemegang kepentingan. Ada dua metedologi perencanaan strategis yang digunakan untuk menangkap informasi mengenai factor-faktor ini, yaitu : analisis industry dan analisis kompetensi.

Strategi system dan system warisan
Tujuan dari strategi system (system strategi) adalah untuk menghubungkan proyek system individual dengan tujuan strategis dari perusahaan. Perusahaan yang mempertimbangkan strategis system secara serius akan membentuk komisi pengarah (steering committee) untuk memberikan bimbingan dan pengawasan terhadap proyek system.
Tahap strategi dalam SDLC terdiri atas tiga tugas utama: menilai kebutuhan informasi strategis perusahaan, mengembangkan rencana system strategis, dan membuat rencana tindakan. Input pada tahap strategis system adalah rencana bisnis, situasi system warisan, dan umpan balik dari komunitas pengguna.
System warisan merupakan merupakan system yang terdiri atas aplikasi, basis data, dan proses bisnis yang saat ini sedang berjalan sepenuhnya. Komponen dalam system ini perlu dipetakan berdasarkan proses bisnis saat ini untuk menentukan sejauh mana dukungannya terhadap misi perusahaan.

Umpan balik pengguna.
penilaian umpan balik pengguna mencakup identifikasi area-area kebutuhan pengguna, persiapan proposal tertulis, avaluasi kelayakan masing-masing proposal dan kontribusinya terhadap rencana bisnis, dan prioritas proyek individual. Tahap-tahap utam dala kegiatan ini antara lain:
•    Mengenali masalah.
•    Mendefinisikan masalah.
•    Menetapkan tujuan system.
•    Menentukan kelayakan proyek.
•    Menyiapkan proposal proyek formal.


Analisis system
Analisis system merupakan proses dua langkah yang melibatkan survey atas system yang ada saat ni dan analisis atas kebutuhan pengguna. Hal-hal yang terjadi dalam analisis system yaitu survey system, fakta- fakta yang berkaitan dengan dengan pertanyaan-pertanyaan pendahluan tentang system tersebut  dikumpulkan dan dianalisis. Langkah dalam melakukan analisis merupakan sebuah proses intelektual yang dilakukan bersamaan dengan pengumpulan fakta. Adapun peristiwa yang menadai ditutupnya tahap analisis system adalah persiapan sebuah laporan analisis system formal. Laporan ini menyajikan berbagai temuan survey, masalah yang diidentivikasidalam system yang digunakan saat ini, kebutuhan pengguna, dan kebutuhan system baru, kepada pihak manajemen atau komisi pengarah.

Konseptualisasi desain alternative
Tujuan dari tahap konseptualisasi adalah untuk menghasilkan beberapa solusi konseptual alternative yang dapat memenuhi permintaan system yang diidentifikasi pada saat analisis system. Ada dua desain konseptual alternative untuk system pembelian. Desain ini kurang memiliki perincian yang diperlukan untuk mengimplementasikan system karenadesain tersebut tidak memasukkan komponen-komponen yang diperlukan seperti:
•    Struktur record basis data
•    Perincian pemrosesan
•    Tekhnik pengendalian tertentu
•    Format untuk layar input dan dokumen sumber
•    Format laporan output.

Evaluasi dan pemilihan system
Tahap evaluasi dan pemilihan system merupakan sebuah proses optimalisasi yang  berusaha mencari system terbaik. Adapun tujuan prosedur evaluasi dan pemilihan formal adalah untuk menstrukturkan proses pengambilan keputusan, dan karenanya mengurangi ketidakpastian dan risiko dari keputusan yang buruk.

Melakukan studi kelayakan yang terperinci
Penguji harus melakukan studi kelayakan terperinci  (detailed feasibility study). Objektivitas merupakan hal yang essensial bagi penilaian yang adil terhadap setiap desain. Adapun kelayakan-kelayakan yang harus di pertimbangkan antara lain :
•    Kelayakan teknis
•    Kelayakan hokum
•    Kelayakan operasional
•    Kelayakan jadwal
•    Kelayakanekonomi


Melakukan analisis biaya_manfaat
Analisis biaya manfaat membantu manajemen menentukan apakah manfaat yan dapat diterima dri system yang diusulkan akan melebihi biayanya. Ada tiga langkah yang harus ditempuh untuk menerapkan analisis biaya manfaat antara lain:
•    Mengidentifikasi biaya
•    Mengidentifikasi manfaat
•    Membandingkn biaya dan manfaat
Menyiapkan laporan pemilihan system
Proses pemilihan system menghasilkan laporan pemilihan system. Dokumen resmi ini terdiri atas studi kelayakan yang sudah direvisi, analisis biaya manfaat, serta sebuah daftar dan penjelasan tentang manfaat tidak berwujud untuk setiapa desain alternaatif.

Peran akuntan dalam pengelolaan SDLC
Proses SDLC menarik perhatian akuntan karena dua alas an. Pertama, pembuatan system informasi mewakili transaksi keuangan signifikan yanh memerlukan sumber daya keuangan dan sumber daya manusia.
Perhatian kedua yang lebih menekan bagi akuntan adalah produk yang dihasilkan oleh SDLC. Kualitas system nformasi akuntansi berhubungan langsung dengan aktivitas SDLC yang menghasilkannya. System ini digunakan untuk menyajikan informasi akuntansi kepengguna internal dan eksternal . tanggung jawab akuntan adalah untuk memastikan bahwa system tersebut sesuai dengan konvensi dan peraturan akuntansi, s

Peran akuntan dalam pengelolaan SDLC
Proses SDLC menarik perhatian akuntan karena dua alas an. Pertama, pembuatan system informasi mewakili transaksi keuangan signifikan yanh memerlukan sumber daya keuangan dan sumber daya manusia.
Perhatian kedua yang lebih menekan bagi akuntan adalah produk yang dihasilkan oleh SDLC. Kualitas system nformasi akuntansi berhubungan langsung dengan aktivitas SDLC yang menghasilkannya. System ini digunakan untuk menyajikan informasi akuntansi kepengguna internal dan eksternal . tanggung jawab akuntan adalah untuk memastikan bahwa system tersebut sesuai dengan konvensi dan peraturan akuntansi, serta dapat dikendalikan dengan baik.
Akuntan terlibat dalam pengembangan system dalam tiga cara. Pertama, akuntan adalah pengguna. Semua system yang memproses transaksi keuangan berdampak pada fungsi akuntansi.
Kedua, akuntan berpartisipasi dalam pengembangan system sebagai anggota tim pengembangan. Keterlibatan ini sering meluas, bukan hanya mengenai pengembangan aplikasi SIA saja.
Ketiga, akuntan terlibat dalam pengembanganKedua, akuntan berpartisipasi dalam pengembangan system sebagai anggota tim pengembangan. Keterlibatan ini sering meluas, bukan hanya mengenai pengembangan aplikasi SIA saja.
Ketiga, akuntan terlibat dalam pengembangan system sebagai auditor. System informasi akuntansi harus bisa diaudit.

Monday, 29 June 2015

SPM PERENCANAAN STRATEGIS

Perancanaan strategis

A.    Pengertian

Perencanaan strategis adalah proses memutuskan program –program yang akan dilaksanankan oleh organisasi dan perkiraan jumlah sumber daya yang akan dialokasikan kesetiap program selama beberapa tahun kedepan.

B.    Hubungan dengan formulasi strategis

Perbedaan antara dua proses manajemen, yaitu formulasi strategi dan perencanaan stategis, perbedaannya adalah bahwa formulasi startegi merupakan proses untuk memutuskan strategi baru, sementara perencanaan startegi merupakan proses untuk memutuskan bagaimana mengimplementasikan strategi tersebut.
Formulasi strategi biasanya memasukkan perttimbangan awal mengenai program program yang diadopsi sebagai alat untuk mencapai cita cita.  Studi studi yang dibuat  selama Proses perencanaan strategi mungkin mengindikasikan perlu mangubah cita cita atau strategi  naun, adalah penting untuk menjaga perbedaan konseptual antara formmulasi strategi dan perencanaan strategi , salah satu alasannya  adalah bahwa  proses perencanan cederung untuk menjadi terinstitusionalisasi, sehingga mengurangi aktivitas aktivitas yang murni kreatif, memisahkan formulasi strategi sebagai aktivitas tersendiri, palling tidak dalam pemikiran manajemen puncak, dapat meniadakan tendensi tersebut. Formulasi sttrategi sebaiknya merupakan aktivitas dimana ppemikiran yang kreatif dan inovatif sanngat dianjurikan.
C.    Evolusi Dari Perencanaan Strategis
Lima puluh tahun lalu, proses pperencanaan strategis dihampir  semua organisasi adalah tidak sistematis, jika  manajemen memikirkan perencanaan jangka panjang, hal tersebut dilakukan dengan cara yang terkoordinasi. Dibandingkan dengan pembuatan rencana untuk jangka tiga sampai empat tahun kedepan jumlah rincian umumnya lebih sedikit dibandingkan dengan rencana strategis pada tahun 1950-an. Sistem perencanaan strategi formal  pada akhir tahun 1950-an semua usaha usaha awalnya merupakan kegagalan karena merupakan adaptasi minor dari sistem pembatan anggaran yang ada. Data yang diperlukan jauh lebih terinci  dari yang seharusnya, para saf dan bukannya mannajemen linni yang mellakkukan hamper semua pekerjaan tersebut dan para partsipan megghabiskan banyak waktu untuk hal hal yang dianggap tidak terlalu penting.
D.    Manfaat dan Keterbatasan dari Perencannaan  Strategis
1.    Kerangka kerja untuk mengembangkan anggaran tahunan
2.    Alat penggembangan manajemen
3.    Mekanisme untuk memaksa manajemen agar memikirkan jangka panjang
4.    Alat untuk menyejajarkan manajer dengan strategi jangka panjang perusahaan.
E.    Struktur dan Isi Program
Hampir disemua organisasi industrial, program adalah produk atau keluarga produk, ditambah riset dan pengembangan, aktivitas aktivitas umum dan administrative, akuisisi yang direncanakan, atau aktivitas aktivitas lainnya yang tidak sesuai dengan lini produk saat ini.
Dalam organisasi jasa, program cenderung berkaitan dengan jenis jasa yang diberikan oleh entitas tersebut. Pemerintah federal membagi aktivitasnya menjadi 10 program utama. Dalam organisasi jasa multi-unit, seperti rantai hotel , setiap unit aau setiap wilayah geografis merupakan suatu program.

F.     Hubungan Organisasional
Proses perencanaan strategis melibatkn manajemen senior dan manajer dari unit bisnis atau pusat tanggung jawab utama lainnnya, dibantu oleh staf mereka. Tujuan utamanya adalah memperbaiki komunikasi anttara eksekutif korporat dengann eksekutif unit biisnis dengan cara menyediakan rangkaian aktivitas terjadwal, untuk mecapaitujuan dan rencana yang disetuujui bersama.

G.    Menganalisis Program-program baru yang Di usulkan
1.    Analisis investasi modal
2.    Pengaturan untuk analasis
3.    Analisis rantai nilai
4.    Perhitungan biaya berdasarkan aktivitas
H.    Langkah-langkah proses perencanaan strategi
1.    Meninjau dan memperbaharui rencana strategis dari tahun lalu.
2.    Memutuskan asumsi dan pedoman.
3.    Iterasi pertama  dari rencana strategis baru.
4.    Analisis.
5.    Iterasi kedua dari rencana stratgis baru.
6.    Meninjau dan menyetujui.
Perencanaan memasukkan ke dalam rencana strategis,implikasi dalam keputusan-keputusan ini beserta asumsi dan pedoman mengenai kekuatan-kekuatan eksternal seperti inflasi, kebijakan internal dan penetapan harga produk.

Menggunakan informasi ini unit bisnis dan unit pendukung mengusulkan rencana strategis baru hal ini didiskusikan secara mendalam dengan manajemen senior. Jika rencana korporat yang di hasilkannya tidak mengindikasikan bahwa profitabilitas akan mencukupi maka ada kesenjangan perencanaan yang di atasi dengan itirasi kedua dari rencana strategis. Beberapa teknik yang telah di sebutkan sebelumnya dapat membantu dalam proses perencnaan strategis.
I.    Strategi produsen dengan biaya terbaik
Ada enam elemen untuk strategi ini yaitu;
1.    Komitmen terhadap total kualitas dan kepuasan pelanggan.
2.    Pengetahuan akan persaingan dan dasar atas mana perusahaan bersaing.
3.    Strategi manufaktur yang focus untuk proses serta desain produk.
4.    Komunikasi dan keterlibatan karyawan yang efektif.
5.    Memformalkan program pengurangan biaya dalam kondisi baik maupun buruk.
6.    Komitmen untuk mendukung strategi tersebut melalui pengeluaran modal.

Makalah basis data

Basis data adalah tempat untuk menyimpa berbagai data yang diperlukan oleh organisasi, perusahaan, instansi maupun maupun pemerintah bahkan perorangan. Data yang dimiliki perusahaan atau pemerintah sangat variatif, misalnya data karyawan, ata barang, dan data pelanggan.Masing-masing data tersebut harus disimpan dalam tempat tersendiri.Tempat untuk mencatat data tersebut disebut file. Basis data dapat diperoleh dari dalam perusahaan (internal) maupun dari luar perusahaan (eksternal ).
        Basis data merupakan kumpulan beberapa tabel, setiap tabel digunakan untuk menyimpan data yang sejenis. Setiap tabel juga memiliki beberapa recordatau baris. Masing- masing baris mewakili suatu objek misalnya objek  manusia, benda, peristiwa dan sebagainya.Setiap baris data terdiri atas beberapa kolom, atau disebut juga atribut yang dimiliki oleh data bersangkutan. Misalnya data seorang mahasiswa, terdiri atas nomor mahasiswa, nim, angkatan, tempat tanggal lahir serta jurusan.
Model basis data secara unum ada 3 yaitu :
1.    Model Hirarkis, model ini sangat mirip dengan struktur organisasi suatu perusahaan. Contoh digambarkan bahwa Fakultas Ekonomi memiliki tiga jurusan, masing-masing jurusan akuntansi, manajemen dan perbanakan. Masing-masing jurusan tersebut memiliki tiga elemen yang dibawahinya, demikian seterusnya,
2.    Model Jaringan, model ini ditandai dengan adanya hubungan antara satau kelompok data dengan kelompok data yang lain.
3.    Model relasional , model ini menunjukan keterkaitan antara suatu tabel dengan tabel lain dengan lebih jelas disbanding kedua model terdahulu. Dalam metode ini, hubungan antar setiap tabel ditunjukan dengan cara menghubungkan atribut-atribut atau antar- field.

       Sebenarnya pada tahun 1970-an muncul model baru yang disebut model relasi yang disarankan oleh E.F Codd, akan tetapi metode ini kurang diterima oleh orang awam.Metode ini hanya diterima oleh kalangan perguruan tinggi saja karena metode ini menggunakan teknologi penyimpanan data yang rumit.



Dalam basis data terdapat hubungan antar kabel atau kardinalitas. Ada 3 jenis kardinalitas yaitu:
1.    Hubungan One-to-One, adalah huungan yang hanya melibatkan satu record disatu file dan satu record saja di file lain. Misalnya file Mahasiswa (terdiri dari field No Mhs dan Nama ) dihubungkan dengan field Peserta Ujian (terdiri dari field NIRM dan Nama Pesrta).
2.    Hubungan One-to-Many, terjadi bila suatu record yang ada di tabel kiri berhubungan dengan beberapa record yang ada disebelah kanan. Contohnya hubungan antara nama orang dengan beberapa nomor telepon.
3.    Hubungan Many-toMany, yaitu hubungan antara dua tabel yang memu ngkinkan data disebelah kiri berhubungan dengan beberapa tabel disebelah kanan.

         Berdasarkan tujuannya tabel dapat digolongkan menjadi dua yaiyu tabel mastr dan tabel transaksi. Tabel master adalah tabel yang berisi data lengkap sehingga dapat berdir sendiri, sedangkan tabel transaksi adalah tabel yang tidak lengkap atau hanya berisi kode saja.
Dalam basis data, fingsi kode antara lain sebagai berikut :
1.    Mencegah informasi menjadi berantakan
2.    Menyediakan sarana akuntabilitas untuk kelengkapan transaksi yang diproses
3.    Mengidentifikasi akun dan transaksi unik dalam suatu file
4.    Mendukung fungus audit

Dalam suatu perusahaan orang-orang yang terlibat dalam pengolahan basis data adalah :
1.    Database administrator, bertugas merancang dan mengembangkan basis data.
2.    System analist/system designer, bertugas merancang pengkodean prosedur dan pengendalian intern.
3.    Librarian, bertugas menyimpan program dan file data agar digunakn oleh yang berhak saja.
4.    Data operator, adalah orang yang menggunakan aplikasi untik program pencatatan data

       
Data yang disimpan dalam basis data harus dapat dibaca dan diolah . Fasilitas yang paling banyak dikenal pemakai computer adalh SQL (Structured Query Language). Struktur ini merupakan struktur tata bahasa yang sama antara program basis data satu dengan program basis data lainnya, sehingga pemakai Ms Acces misalanya tetap dapat menggunakan SQL pada program basis data lain seperti Oracle dan MS Fox Pro.
Dalam sistem informasi akuntansi dikenal basis data yang dinamakan basis data GLS. Basis data GLS terdiri dariberbagai file transaksi, file master, file referensi, dan file arsip. File-file ini bervariasi antata perusahaan satu dengan perusahaan yang lain. Kelebihan dari basis data ini adalah pada pengendaliannya karena memilike file pengendali cadangan. Sedangkan kelemahannya yaitu tidak efisien karena menggunakan pendekatan file berurutan yang tidak efisien dalam kegiatan operasi atau menfasilitasi pengurangan tenaga kerja.

Sunday, 28 June 2015

Makalah Tentang Reksadana

BAB I PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Mendengar kata investasi belakangan ini saya rasa  bahwa bukanlah hal yang asing lagi di telinga kita. Salah satu investasi yang kita kenal yang akrab dengan kita yaitu menabung dibank.  menabung merupakan sebuah upaya melakukan penyimpan dari uang yang kita miliki untuk memperoleh laba. Banyak orang mengatakan bahwa menabung adalah investasi jangka panjang, namun  kategori menabung yang bisa di katakan sebagai bentuk investasi ialah menabung dengan pintar. Artinya menabung dengan memperhatikan kebutuhkan yang akan datang atau dengan kata lain kebutuhan akan masa depan. Mengkalkulasi tabungan dengan mempersiapkan akan kebutuhan kita mendatang.
Investasi adalah salah satu bentuk dari pengendalian keuangan untuk berjaga akan kebutuhan yang akan datang atau untuk memperoleh laba maksimal dari uang yang kita miliki. Investasi sector rill atau mendirikan sebuah usaha adalah salah satu bentuk investasi yang memiliki keuntungan besar, namun juga memiliki resiko yang cukup besar. Dalam kegiatan berinvestasi hendaknya memperhatikan prinsip, etika, dan hukum ekonomi.
Berinvestasi di reksadana merupakan alternatif berinvestasi masyarakat yang diinginkan memperoleh return investasi dari sumber yang jelas. Return investasi yang dapat diketahui tanpa harus turut serta dalam menjalankan investasi dengan tersedianya laporan return dari manager investasi atau pihak lain yang memberikan tempat atau jasa berinvestasi. Jadi reksadana hadir sebagai wadah yang dapat dipergunakan sebagai pemodal atau pihak yang ingin berinvestasi, namun memiliki waktu dan pengetahuan terbatas.
Berinvestasi dengan reksadana memiliki banyak manfaat, terturama bagi para investor kecil yang akan melaksanakan investasi tidak secara langsung, mengingat investasi secara langsung membutuhkan modal yang tidak sedikit. Dalam berinvestasi dengan menggunakan reksadana investor akan diuntungkan dengan pengelolaan portofolio secara profesional oleh manager investasi. Sehingga dalam hal ini yang menjadi latar belakang penulis dalam menulis makalah ini.
B.    RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang diatas ada beberapa rumusan masalah yang penulis akan uraikan antara lain yaitu:
a.    Bagaimana memahami Pengertian, Sejarah, dan Tujuan Berdirinya reksadana sebagai alternatif investasi?
b.    Apakah landasan hukum investasi reksadana ?
c.     Bagaimana pengelolaan dan sifat reksadana?
d.     Bagaimana bentuk dan jenis reksadana?
e.     Apa manfaat dan resiko reksadana?



BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian, Sejarah, dan Tujuan Berdirinya Reksadana
1.    Pengertian Reksadana
Secara etimologi kata reksadana berasal dari dua kata yaitu “reksa” yang berartikan jaga atau pelihara dan “dana” berarti uang. Secara sederhana dapat kita simpulkan bahwa reksadana adalah kumpulan uang yang di jaga atau dipelihara. Sehingga dalam hal ini istilah reksadana didefinisikan sebagai suatu wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari  masyarkaat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Reksadana merupakan jalan keluar bagi para pemodal kecil yang ingin ikut serta dalam pasar modal dengan modal minimal yang relative kecil dan kemampuan menanggung risiko yang sedikit.
2.    Sejarah Reksadana
Di Indonesia reksadana muncul pada tahun 1977 seiring dengan aktifnya pasar modal, yang kemudian dilegitimasi lagi dengan lahirnya UU No.8 tahun 1995 tentang pasar modal. Setelah itu, investasi reksadana semakin hari semakin meningkat dan tumbuh subur, terutama sejak tahun 1996 di mana pada tahun tersebut oleh Bapepam dicanangkan sebagai tahun reksadana di Indonesia.
Sejalan dengan perkembangan itu, sebagaian masyarakat muslim Indonesia memandang bahwa di dalam mekanisme reksadana masih ditemukan unsur-unsur yang bertentangan dengan syariat Islam, terutama unsur riba an gharar. Untuk mengantisipasi unsu-unsur tersebut dengan tetap umat Islam bisa menginventasikan dana melalui reksadana yang mengacu pada prinsip-prinsip syariah, yang kemudian menjelma menjadi reksadana syariah.
3.    Tujuan Berdirinya Reksadana
Pada dasarnya, reksadana syariah sama dengan reksadana konvensional, yang bertujuan mengumpulkan dana dari masyarakat, yang selanjutnya dikelola oleh manajer investasi untuk kemudian diinvestasikan pada instrumen-instrumen di pasar modal dan pasar uang. Instrumen itu seperti halnya saham, obligasi, deposito, sertifikat deposito, valuta asing dan surat utang jangka pendek (commercial paper). Reksadana Syariah ini termasuk dalam kategori reksadana terbuka (kontrak investasi kolektif).
B.    Landasan Hukum Investasi Reksadana
Bank Syariah Mandiri telah terdaftar sebagai Agen Penjual Efek Reksadana (APERD) berdasarkan Surat Tanda Terdaftar Nomor: 25/BL/STTD/APERD/2007 dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan tanggal 24 April 2007. Hal ini membuktikan bahwa dengan berdirinya agen penjual efek reksadana ini bahwa adanya landasan hukum yang berguna dalam menjawab permasalahan yang terjadi.
Beberapa landasan hukum investasi reksadana yaitu:
1.    Undang-undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 pasal 18, ayat (1), bentuk hukum Reksadana di Indonesia ada dua, yakni Reksadana berbentuk Perseroan Terbatas (PT. Reksa Dana) dan Reksadana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (KIK). Dalam hal ini perusahaan yang ingin bergerak dalam reksadana merupakan salah satu bentuk legalitas pendirian perusahaan atau badang yang dapat mengelola reksadana.
2.    Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor: 20/DSN-MUI/IV/2001 yang merupakan pedoman pelaksanaan investasi reksadana syariah. Dengan adanya fatwa dewan syariah nasional yang membolehkanya melakukan investasi namun dengan tetap memegang teguh pada syariah islam, sehingga manajer investasi yang bergerak di dalam reksadana syariah memiliki pedoman untuk tidak melakukan investasi pada barang-barang yang dilarang dalam islam.
C.    Pengelolaan dan Sifat Reksadana
1.    Pengelolaan Reksadana
Bentuk pengelolaan atau mekanisme operasional reksadana hanya dapat dilakukan oleh perusahan yang telah terdaftar atau mendapatkan izin dari Bapepam. Pengelolaan reksadana terdapat tiga pihak yang terlibat dalam hal ini yaitu:
a.    Manajer Investasi adalah pihak yang bertanggung jawab atas kegiatan investasi, yang meliputi analisa, pemilih jenis investasi, pengambilan keputusan investasi, monitor pasar investasi, dan melakukan tindakan yang dibutuhkan investor. Menajer investasi dalam hal ini dapat berupa perusahan efek atau PT yang bergerak dalam reksadana, maupun perusahaan khusus sebagai perusahan Manajemen Investasi.
b.    Bank Kustondian adalah bank yang bertindak sebagai penyimpan kekayaan (safe keeper) serta administrator reksadana. Dana yang terkumpul bukan merupakan bagian kekayaan manajaner maupun bank kustondian, akan tetapi milik investor yang disimpan atas nama bank kustondian.
c.    Pelaku (Perantara) di pasar modal (broker, Underwriter) maupun di pasar uang (bank).
2.    Sifat Reksadana
Sifat reksadana menurut karakteristiknya dapat digolongkan menjadi dua yaitu:
a.    Reksadana Terbuka (Open-End Funds) merupakan Reksa Dana yang menerbitkan saham/unit penyertaan atau menawarkan dan menjualnya kepada investor sampai sejumlah  kembali saham/unit penyertaan yang telah dijualnya.
b.    Reksadana Tertutup (Close-End Funds) yang menerbitkan saham/unit  penyertaan dan menjualnya kepada investor namun tidak memiliki kewajiban untuk membeli saham/unit penyertaan  yang  telah  dijualnya.  Investor  hanya  dapat  menarik  investasinya  dengan  cara  menjual/mengalihkan saham/unit  penyertaan yang dimilikinya kepada investor lain yang berminat.
D.    Bentuk dan Jenis Reksadana
1.    Bentuk Reksadana
Berdasarkan Undang-undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 pasal 18, ayat (1), bentuk hukum Reksadana di Indonesia ada dua, yakni Reksadana berbentuk Perseroan Terbatas (PT. Reksa Dana) dan Reksadana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (KIK).
a.    Reksa Dana berbentuk Perseroan (Investemet companies)
Suatu perusahaan (perseroan terbatas), yang dari sisi bentuk hukum tidak berbeda dengan perusahaan lainnya. Perbedaan terletak pada jenis usaha, yaitu jenis usaha pengelolaan portofolio investasi. Reksa dana berbentuk perseroan dibedakan berdasarkan sifatnya menjadi dua yaitu reksa dana terbuka (open end foud) dan reksa dana tertutup (close end foud). Adapun cirri dari reksa dana bentuk perseroan ini adalah :
1.    Badan hukum  terbentuk PT
2.    Pengelolaan kekayaan Reksadana didasarkan pada kontrak antra direksi perusahaan dengan manajer investasi yang ditunjuk.
3.    Penyimpanan kekayaan reksadana didasarkan pada kontrak antara manajer investasi dengan bank kustondian.
b.     Kontrak Investasi Kolektif (Unit Investement Trust)
Kontrak yang dibuat antara Manajer Investasi dan Bank Kustodian yang juga mengikat pemegang Unit Penyertaan sebagai Investor. Melalui kontrak ini Manajer Investasi diberi wewenang untuk mengelola portofolio efek dan Bank Kustodian diberi wewenang untuk melaksanakan penitipan dan administrasi investasi. Karakteristik dari reksadana kontrak investasi kolektif adalah :
1.    menjual unit penyertaan secara terus menerus sepanjang ada investor yang membeli.
2.    Unit penyertaan tidak tercatat di bursa
3.    Investor dapat menjual kembali unit penyertaan yang dimilikinya kepada manajer investasi (MI) yang mengelola.
4.    Hasil penjualan atau pembayaran pembelian kembali unit penyertaan akan dibebankan pada kekayaan reksa dana.
5.      Harga jual/beli unit penyertaan didasarkan pada nilai aktiva bersih (NAB) perunit dihitung oleh bank kustondian secara harian.
2.    Jenis-Jenis Reksadana
Jenis-jenis reksadana sendiri dapat dibendakan berdasarkan potofolio yakni sebagai beirkut:
1.    Reksadana Pendapatan Tetap. (Fixed Income Fund)
Reksadana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari dana yang dikelola (aktivanya) dalam bentuk efek bersifat utang. Umumnya memberikan penghasilan dalam bentuk bunga, seperti deposito, obligasi syariah, swbi, dan instrument lain. RDPT merupakan salah satu upaya melakukan investasi yang paling baik dalam jangka waktu menengah atau jangka panjang (>3 tahun) dengan resiko menengah
2.    Reksadana Saham. (Equity Fund)
Reksadana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari dana yang dikelolanya dalam efek bersifat ekuitas. Pada umumnya efek saham memberikan kontribusi dengan memberikan hasil yang menarik, dalam bentuk caoutak gain dengan pertumbuhan harga-harga saham dan dividen.
Banyak perspeksi yang menganggap bahwa berinvensti pada saham sebih cenderung spekulatif, atau berudi. Namun secara teori dan pengalaman dilapangan menghatakan bahwa investasi pada saham adalah salah satu bentuk investasi jangka panjang yang cukup menjanjikan.
3.    Reksadana Campuran. (Siscretionary Fund)
Reksadana yang mempunyai perbandingan target aset alokasi pada efek saham dan pendapatan tetap yang tidak dapat dikategorikan ke dalam ketiga reksadana lainnya. Reksa dana campuran dalam orientasinya lebih fleksibel dalam menjalankan investasi. Fleksibel berartikan, pengelolaan investasi dapat digunakan untuk berpindah-pindah dari saham, ke obligasi, maupun ke deposit. Atau tergantung pada kondisi pasar dengan melakukan aktivitas trading,
4.    Reksadana Pasar Uang. (Money Market Fund)
Reksadana yang investasinya ditanam pada efek bersifat hutang dengan jatuh tempo yang kurang dari satu tahun. Umumnya investasi dalam kategori reksa dana pasar uang memiputi, deposito, SBI, Obligasi serta efek hutang lainnya.
Reksadana pasar uang memiliki tingkat resiko yang minim, namun keuntungan yang di dapat juga sangat terbatas. Tujuannya adalah perlindungan modal dan untuk menyediakan likuiditas yang tinggi, sehingga ketika dibutuhkan dapat dicairkan setiap hari kerja dengan resiko penurunan nilai investasi yang hamper tidak ada.
E.    Manfaat dan Resiko Reksadana
1.    Manfaat reksadana
Secara umum Reksadana memiliki beberapa manfaat yang menjadikannya sebagai salah satu alternatif investasi yang menarik antara lain:
a.    Dikelola oleh manajemen profesional
Pengelolaan portofolio suatu Reksadana dilaksanakan oleh Manajer Investasi yang memang mengkhususkan keahliannya dalam hal pengelolaan dana. Peran Manajer Investasi sangat penting mengingat Pemodal individu pada umumnya mempunyai keterbatasan waktu, sehingga tidak dapat melakukan riset secara langsung dalam menganalisa harga efek serta mengakses informasi ke pasar modal.
b.    Diversifikasi investasi
Diversifikasi atau penyebaran investasi yang terwujud dalam portofolio akan mengurangi risiko (tetapi tidak dapat menghilangkan), karena dana atau kekayaan Reksadana diinvestasikan pada berbagai jenis efek sehingga risikonya pun juga tersebar. Dengan kata lain, risikonya tidak sebesar risiko bila seorang membeli satu atau dua jenis saham atau efek secara individu.
c.    Transparansi informasi
Reksadana wajib memberikan informasi atas perkembangan portofolionya dan biayanya secara kontineu sehingga pemegang Unit Penyertaan dapat memantau keuntungannya, biaya, dan risiko setiap saat.Pengelola Reksadana wajib mengumumkan Nilai Aktiva Bersih (NAB) nya setiap hari di surat kabar serta menerbitkan laporan keuangan tengah tahunan dan tahunan serta prospektus secara teratur sehingga Investor dapat memonitor perkembangan investasinya secara rutin.
d.     Likuiditas yang tinggi
Agar investasi yang dilakukan berhasil, setiap instrumen investasi harus mempunyai tingkat likuiditas yang cukup tinggi. Dengan demikian, Pemodal dapat mencairkan kembali Unit Penyertaannya setiap saat sesuai ketetapan yang dibuat masing-masing Reksadana sehingga memudahkan investor mengelola kasnya. Reksadana terbuka wajib membeli kembali Unit Penyertaannya sehingga sifatnya sangat likuid.
e.      Biaya Rendah
Karena reksadana merupakan kumpulan dana dari banyak pemodal dan kemudian dikelola secara profesional, maka sejalan dengan besarnya kemampuan untuk melakukan investasi tersebut akan menghasilkan pula efisiensi biaya transaksi.
2.    Resiko Reksa Dana
Dalam berinvestasi tentulah kita perlu seorang investor mengenal jenis risiko yang berpotensi timbul apabila membeli Reksadana.
a.    Risiko menurunnya NAB (Nilai Aktiva Bersih) Unit Penyertaan
Penurunan ini disebabkan oleh harga pasar dari instrumen investasi yang dimasukkan dalam portofolio Reksadana tersebut mengalami penurunan dibandingkan dari harga pembelian awal. Penyebab penurunan harga pasar portofolio investasi Reksadana bisa disebabkan oleh banyak hal, di antaranya akibat kinerja bursa saham yang memburuk, terjadinya kinerja emiten yang memburuk, situasi politik dan ekonomi yang tidak menentu, dan masih banyak penyebab fundamental lainnya.
b.    Risiko Likuiditas
Potensi risiko likuiditas ini bisa saja terjadi apabila pemegang Unit Penyertaan reksadana pada salah satu Manajer Investasi tertentu ternyata melakukan penarikkan dana dalam jumlah yang besar pada hari dan waktu yang sama. Istilahnya, Manajer Investasi tersebut mengalami rush (penarikan dana secara besar-besaran) atas Unit Penyertaan reksadana.
c.    Risiko Pasar
Risiko Pasar adalah situasi ketika harga instrumen investasi mengalami penurunan yang disebabkan oleh menurunnya kinerja pasar saham atau pasar obligasi secara drastis. Istilah lainnya adalah pasar sedang mengalami kondisi bersih, yaitu harga-harga saham atau instrumen investasi lainnya mengalami penurunan harga yang sangat drastis.
d.    Risiko Default
Risiko Default terjadi jika pihak Manajer Investasi tersebut membeli obligasi milik emiten yang mengalami kesulitan keuangan padahal sebelumnya kinerja keuangan perusahaan tersebut masih baik-baik saja sehingga pihak emiten tersebut terpaksa tidak membayar kewajibannya. Risiko ini hendaknya dihindari dengan cara memilih Manajer Investasi yang menerapkan strategi pembelian portofolio investasi secara ketat.

BAB III KESIMPULAN
1.    Reksadana sebagai alternatif investasi adalah upaya lembaga keuangan non perbankan yang bertujuan membantu masyarakat untuk melakukan penjagaan atau perencanaan investasi keuangan untuk jangka waktu kedepan sebagai bentuk alfernatif berinvestasi.
2.    Landasan hukum investasi reksa dana  adalah Undang-undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 pasal 18, ayat (1), bentuk hukum Reksadana di Indonesia dan Fatwa dewan syariah mandiri Nomor: 20/DSN-MUI/IV/2001 yang merupakan pedoman pelaksanaan investasi reksa dana syariah.
3.    Pengelolaan dan sifat reksadana yaitu pengelolaan atau mekanisme operasional reksa dana hanya dapat dilakukan oleh perusahan yang telah terdaftar atau mendapatkan izin dari Bapepam. Sifat dari pada reksa dana ada dua yaitu reksa dana terbuka (open end foud) serta reksa dana tertutup (close end foud).
4.    Bentuk dan jenis reksa dana adalah secara umum bentuk reksa dana terbagi menjadi dua yaitu bentuk reksa dana perseroan (investeen company) dan kontrak investasi kolektif (unit investement trust). Jenis reksa terbagi menjadi empat yaitu Reksadana Pendapatan Tetap. (Fixed Income Fund), Reksadana Saham. (Equity Fund),  Reksadana Campuran. (Siscretionary Fund), Reksadana Pasar Uang. (Money Market Fund).
5.    Manfaat dan resiko reksa dana yaitu salah satunya manfaat dari reksa dana dikelola oleh manajemen profesional adapun resiko dari reksa dana salah satunya yaitu Risiko menurunnya NAB (Nilai Aktiva Bersih) Unit Penyerta.

Sistem Pengendalian Manajemen Ukuran Kinerja

UKURAN KINERJA

Sistem Ukuran Kinerja
Cita-cita dari sistem ukuran kineja adalah untuk mengimplementasikan strategi. Dalam menetapkan sistem semacam itu, manajemen senior memilih ukuran-ukuran yang paling mewakili strategi perusahaan. Ukuran-ukuran ini dapat dilihat sebagai factor keberhasilan penting (critical success factors) masa kini dan masa depan. Jika ukuran-ukuran ini membaik, berarti perusahaan telah mengimplementasikan strateginya.
Keterbatasan Sistem Pengendalian Keuangan
Cita-cita penting dari suatu perusahaan bisnis adalah untuk mengoptimalkan tingkat pengembalian pemegang saham. Tetapi, mengoptimalkan profitabilitas jangka pendek tidak selalu menjamin tingkat pengembalian optimum bagi pemegang saham karena nilai pemegang saham mencerminkan nilai sekarang bersih dari perkiraan laba masa depan. Pada saat yang sama, kebutuhan akan umpan balik dan pengendalian manajemen yang terus menerus mengharuskan perusahaan mengukur dan mengevaluasi kinerja unit bisinis paling tidak sekali setahun. Hanya mengandalkan pada ukuran-ukuran keuangan saja tidak cukup dan, faktanya, dapat menjadi disfungsional.
Singkatnya, mengandalkan pada ukuran keuangan saja adalah tidak mencukupi untuk memastikan bahwa strategi akan dilaksanakan dengan sukses. Solusinya adalah untuk mengukur dan mengevaluasi manajer unit bisnis menggunakan berbagai ukuran, baik keuangan maupun nonkeuangan. Perusahaan menggunakan ukuran keuangan dan nonkeuangan dimasa lalu. Tetapi, mereka cenderung untuk menggunakan ukuran keuangan dan nonkeuangan ditingkat yang lebih rendah dalam organisasi untuk pengendalian tugas dan penilaian keuangan ditingkat yang lebih tinggi untuk pengendalian manajemen.

Balanced Scorecard
Balanced scorecard adalah suatu contoh dari sistem ukuran kinerja. Menurut para pendukung pendekatan ini, unit bisnis harus diberikan cita-cita dan diukur dari empat perspektif, yaitu keuangan, Pelanggan, Bisnis internal, serta inovasi dan pembelajaran.
Balanced Scorecard memelihara keseimbangan antara ukuran-ukuran strategis yang berbeda dalam suatu usaha mencapai keselarasan cita-cita, sehingga dengan demikian mendorong karyawan untuk bertindak sesuai dengan kepentingan terbaik organisasi.

Sistem Penilaian Kinerja: Pertimbangan Tambahan
Suatu sistem penilaian kinerja berusaha untuk memenuhi kebutuhan dari pihak pemangku kepentingan yang berbeda dari organisasi perusahaan dengan menciptakan campuran dari ukuran-ukuran strategis, yaitu Ukuran Hasil dan Pemicu, Ukuran keuangan dan nonkeuangan, dan ukuran internal dan eksternal.

Faktor Kunci Keberhasilan
Faktor Kunci keberhasilan membahas mengenai berapa ukuran nonkeuangan. Disini akan ditekankan mengenai variabel-variabel kunci yang dipilih untuk suatu unit bisnis tertentu.
Variabel Kunci yang Berfokus pada pelanggan
Variabel-variabel kunci berikut ini focus pada pelanggan yaitu pemesanan, pesanan tertunda, pangsa pasar, pesanan dari pelanggan kunci, kepuasan pelanggan, Retensi pelanggan, dan loyalitas pelanggan.
Variabel kunci yang Berkaitan dengan Proses Bisnis Internal
variabel kunci yang berkaitan dengan proses bisnis internal yaitu Utilitas kapasitas, pengiriman tepat waktu, perputaran persediaan, kualitas, dan waktu siklus.

Implemetasi Sistem Pengukuran Kinerja
Implementasi dari suatu sistem pengukuran keinerja melibatkan empat langkah umum, yaitu
1.    Mendefinisikan strategi
2.    Mendefinisikan ukuran-ukuran dari strategi.
3.    Mengintegrasikan ukuran-ukuran kedalam sistem manajemen.
4.    Meninjau ukuran dan hasilnya secara berkala.
Kesulitan-kesulitan dalam mengimplementasikan sistem pengukuran kinerja antara lain,
1.    Korelasi yang buruk antara ukuran nonkeuangan dengan hasilnya
2.    Terpaku pada hasil keuangan
3.    Ukuran-ukuran tidak diperbarui
4.    Terlalu banyak pengukuran
5.    Kesulitan dalam menetapkan trade-off

Pengendalian Interaktif
Peran utama dari pengendalian menajemen adalah untuk membantu pelaksanaan strategi. Dari sisi ini, strategi yang terpilih mendefinisikan factor kunci keberhasilan  yang menjadi titik pusat dari desain dan operasi sistem pengendalian. Hasil akhirnya adalah implementasi strategi yang berhasil. Dalam industeri yang mengalami perubahan yang pesat, informasi pengendalian manajemen juga memberikan dasar untuk memikirkan startegi baru. Hal ini yang disebut dengan pengendalian interaktif.
Tujuan utama dari pengendalian interaktif adalah untuk memfasilitasi terciptanya organisasi pembelajaran. Sementara factor kunci keberhasilan adalah penting dalam desain sistem pengendalian untuk mengimplementasikan strategi yang terpilih, ketidak pastian strategis memandu penggunaan sekelompok informasi pengendalian manajemen secara interaktif dalam mengembangkan strategi baru. Ketidakpastian strategis adalah pergeseran lingkungan secara mendasar yang mungkin mengganggu aturan-aturan yang dijalankan oleh suatu organisasi hari ini.
Pengendalian Interaktif memiliki karakteristi-karakteristik berikut ini :
1.    Sekelompok informasi pengendalian manajemen mengenai ketidakpastian strategis yang dihadapi oleh bisnis tersebut menjadi titik pusat.
2.    Eksekutif senior menerima informasi semacam itu dengan serius.
3.    Manajer pada semua tingkatan organisasi tersebut memfokuskan perhatiannya pada informasi yang dihasilkan oleh sistem itu.
4.    Atasan, bawahan, dan rekan kerja bertemu untuk menginterpretasikan dan membahas implikasi dari informasi untuk inisiatif strategis masa depan.
5.    Rapat dilaksanakan dalam bentuk debat serta tantangan terhadap data dan asumsi yang mendasari, srta tindakan yang sesuai.
Pengendalian inertaktif bukanlah suatu sistem yang terpisah, melainkan merupakan bagian yang integral dari sistem pengendalian manajemen. Beberapa informasi pengendalian manajemen membantu manajer untuk memikirkan strategi baru. Informasi pengendalian interaktif biasanya, namun tidak selalu, bersifat nonkeuangan. Karena ketidakpastian strategis berbda antara bisnis yang satu dengan yang lain, maka eksekutif senior pada perusahaan berbeda mungkin memiliki bagian yang berbeda dari sistem pengandalian manajemen merka untuk digunakan secara interaktif.
Suatu subsistem seharusnya memenuhi kondisi-kondisi berikut ini sebelum dapat digunakan sebagai sitem pengendalian interaktif:
1.    Data dalam subsistem harus tidak ambigu serta mudah dipahami serta diinterpretasikan.
2.    Subsistem tersebut harus memuat data mengenai ketidakpastian strategis.
3.    Data dalam subsistem seharusnya membantu perusahaan untuk mengembangkan strategi baru.

ETIKA, PENIPUAN, DAN PENGENDALIAN INTERNAL

BAB 3 : ETIKA, PENIPUAN, DAN PENGENDALIAN INTERNAL
ISU ETIKA DALAM BISNIS
    Berbagai standar etika didapat dari adat sosial dan keyakinan pribadi yang mengakar mengenai hal-hal yang salah dan benar, yang belum tentu sama bagi setiap orang. Sering terjadi kita mencampur adukkan isu etika dengan isu hukum. Namun sebelum melangkah terlau jauh sebaiknya kita memperhatikan dulu yang dimaksud dari etika. Etika berkaitan berbaga standar yang digunakan seseorang dalam membuat pilihan dan dalam mengarahkan perilakunya di berbagai situasi yang melibatkan konsep mengenai benar dan salah. Berbagai isu etika dalam bisnis dapat dibagi dalam empat yaitu: kesetaraan, hak, kejujuran, dan penggunaan.
      Perusahaan yang sangat berhasil memperbaiki etika bisnis memiliki pelatihan dan kesadaran akan etika sejak lama, dimana mereka mempunyai komitmen yang besar dari pihak manajemen puncak untuk memperbaiki standar etika. Pihak manajer harus mempertahankan atmosfer beretika yang sesuai karena tidak cukup bagi para manajer jika hanya tergantung pada kesadaran tiap orang, melainkan diperlukan sebua komitmen. Kebanyakan individu mengembangkan kode etik berdasarkan lingkungan keluarga, pendidikan formal, dan pengalaman pribadi.
    Etika komputer adalah analisis mengenai sifat dan dampak sosial teknologi komputer serta berbagai formulasi dan justifikasi kebijakan yang terkait untuk penggunaan teknologi.  Keamanan komputer adalah usaha untuk menghindari peristiwa yang tidak diingankan seperti tidak adanya kerahasiaan dan integritas data. Sistem keamanan ini berfungsi untuk mencegah penipuan dan penyalahgunaan lain sistem komputer. Komputer dapat disalahgunakan dengan banyak cara, seperti menyalin peranti lunak berhak cipta, dan menggunakan komputer perusahaan untuk kepentingan pribadi.
    Jika informasi tidak andal perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban keuangannya atau mencapai tujuannya jika informasinya tidak andal. Oleh karena itu para manajer harus mempertahankan sistm pengendalian internal yang tepat agar dapat memastikan integritas dan keandalan data.
PENIPUAN DAN AKUNTAN
    Tidak ada aspek utama dari peran independen auditor yang telah menyebabkan lebih banyak kontroversi untuk profesi akuntan publik selain tanggung jawab untuk mendeteksi penipuan selama audit. Penipuan merujuk pada penyajian data yang salah atas suatu fakta yang dilakukan oleh semua pihak ke pihak lain dengan tujuan membohongi pihak lain dan membuatnya percaya dengan fata yang tak sesuai.   
    Berdasarkan  hukum perdata, tindakan penipuan harus memiliki lima kondisi yaitu :
a.    Panyajian yang salah
b.    Fakta yang material
c.    Niat
d.    Kayakinan yang dapat dijustifikasi
e.    Kerusakan atau kerugian
Dalam literatur akuntansi penipuan umumnya disebut sebagai kejahatan kerah putih, kebohongan, penggelapan dan ketidakberesan. Auditor biasanya dihadapkan pada dua tingkat penipuan: penipuan karyawan dan penipuan manajemen. Berdasarkan penelitian, orang melakukan penipuan karena akibat dari tekanan dalam kepribadiannya dan lingkungannya. Tekakan itu dapat berupa: (1) tekanan keadaan (2) peluang (3) karakteristik pribadi [integritas].
Biaya penipuan akibat kerugian sulit diukur karena sejumlah alasan yaitu :
a.    Tidak semua penipuan terdeteksi
b.    Dari semua penipuan yang terdeteksi, tidak semua dilaporkan
c.    Dalam banyak kasus penipuan , hanya dapat dikumpulkan informasi yang tidak lengkap
d.    informasi yang tidak disebarkan dengan benar ke pihak manajemen atau ke badan penegak hukum
e.    Sering kali, perusahaan memutuskan untuk tidak melakukan tuntutan hukum atau pengadilan terhadap pelaku penipuan.
Penelitian AFCE memeriksa sejumlah faktor yang mencirikan pelaku penipuan, termasuk posisinya dalam perusahaan, kolusi dengan pihak lain, gender, umur, serta pendidikannya.
Tiga kategori umum skema penipuan adalah
a.    Laporan Tipuan
Laporan tipuan dihubungakan dengan pihak manajemen. Jika semua penipuan melibatkan  beberapa betuk kesalahan laporan keuangan, untuk memenuhi definisi dibawah kelas skema penipuan ini, laporan tersebut harus memberikan manfaat keuangan langsung serta tidak langsung bagi pelakunya. Masalah yang mendasari adalah (1) kurangnya independensi auditor, (2) kurangnya independensi direktur, (3) skema konpensasi eksekutif yang meragukan, (4) praktik akuntansi yang tidak tepat. 



b.    Korupsi
Korupsi melibatkan eksekutif, manajer, atau karyawan dalam bentuk konklusi dengan pihak luar. ACFE mengidentifikasi empat jenis umu korupsi yaitu penyuapan, pemberian hadiah yang ilegal, konfklik kepentingan dan penyalahgunaan wewenang bernilai ekonomi.
Penyuapan. Penyuapan melibatkan pemberian, penawaran, permintaan, dan penerimaan berbagai hal yang berniai untuk mememngaruhi seorang pejabat dalam menjalankan kewajibannya.
Hadiah ilegal. Hadiah ilegal melibatkan pemberian, penerimaan, penawaran atau permintaan atas sesuatu yang bernilai karena tindakan resmi yang telah dilakukan.
Konflik kepentingan. Konflik kepentinganterjadi karena seorang karyawan bertindak atas nama pihak ketigamelaksanakan kewajibannya atau memiliki kepentingan pribadi dalam aktivitas yang dilakukan.
Pemerasan secara ekonomi. Pemerasan secara ekonomi adalah penggunaan tekanan oleh seseorang atau perusahaan untuk mendapatkan suatu yang benilai.

KONSEP DAN PROSEDUR PENGENDALIAN INTERNAL
    Manajemen perusahaan diwajibkan secara hukum untuk membuat dan memelihara sistem pengendalian internal yang memadai. Karena banyak sistem pengendalian internal yang langsung berhubungan dengan pemrosesan transaksi, para akuntan adalah partisipan utama dalam memastikan kecukupan pengendalian.
    Sistem pengendalian manajemen terdiri atas berbagai kebijakan, praktik, dan prosedur yang diterapkan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan umumnya:
a.    Menjaga aktiva perusahaan
b.    Memastikan akuransi dan keandalan ctatan serta informasi akuntansi
c.    Mendorong efisiensi dalam operasional perusahaan
d.    Mengukur kesesuaian dengan kebijakan serta prosedur yang ditetapkan oleh pihak manajemen
Pengendalian pencegahan adalah teknik pasif yang didesain untuk mengurangi ftrekuansi terjadinya peristiwa yang tidak diinginkan. Pengendalian pencegahan menegakkan kesesuaian antara tindakan yang seharusnya dengan yang diinginkan, hingga mencegah peristiwa yang menyimpang. Pengendalian pemeriksanaan membentuk lini pertahanan kedua.ini adalah berbagai alat, teknik dan prosedur yang didesain untuk mengidentifikasi serta mengekspos berbagai peristiwa tidak diingankan dan yang lepas dari pengendalian pencegahan. Pengendalian perbaikan adalah tindakan yang diambil untuk membalik berbagai pengaruh kesalahan yang terdeteksi dalam tahap sebelumnya.
Lingkungan pengendalian adalah dasar dari empat komponen pengendalian lainnya. Lingkungan pengendalian menentukan arah perusahaan memengaryhi kesadaran pengendalaian pihak manajemen dan karyawan. Berbagai elemen penting dari lingkungan pengendalian yaitu:
a.    Integritas dan nilai etika manajemen
b.    Struktur organisasi
c.    Keterlibatan dewan komisariat dan komite auit, jika ada
d.    Filosofi manajemen dan siklus operasionalnya
e.    Prosedur untuk mendelegasikan tanggung jawab dan otoritas
f.    Metode manajemen untuk menilai kinerja
g.    Pengeruh eksternal, seperti pemeriksaan olhe badan pemerintahan
h.    Kebijakan dan praktik perusahaan dalam mengelola sumber daya manusia
Sistem informasi akuntansi (SIA) terdiri atas berbagai record dan metode yang digunakan untuk melakuakn, mengidentifikasi, menganalisis, mengkasifikasikan dan mencatat berbagai transaksi perusahaan sertta menghitung berbagai aktiva dan kewajiban yang ada didalamnya.
Pihak manajemen harus memastikan bahwa pengendalian internal berfungsi seperti yang dimaksud. Dimana harus ada  pengawasan yang merupakan proses yang memungkinkan kualitas desain pengendalian internal serta operasinya berjalan. Pengawasan pada aktivitas yang berjalan dapat diwujudkan melalaui intergrasi berbagai modul komputer yang terpisah ke dalam sistem informasi dan pengguna laporan manajemen lengkap.
Aktivitas pengendalian adalah berbagai kebijakan dan prosedur yang digunakan untuk memstikan bahwa tindakan yang tepat  telah diambil untuk mengatasi resiko perusahaan yang telah diidentifikasi. Aktifitas pengendalian dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu : pengendalian komputer dan pengendalian fisik.
Lima pengendalian komponen internal yaitu, lingkungan pengendalian, penilaian resiko, infirmasi dan komunikasi, pengawasan, dan aktivitas pengendalian menyediakan informasi yang penting mengenai resiko penyalahsajian yang penting dalam  laporan keuangan dan penipuan.  Struktu pengendalian internal internal ini menyediakan informasi dan membimbing auditor dalam perencanaan berbagai pengujian tertentu untuk menetapkan kecendrungan dan keluasan penyalahsajian laporan keuangan.

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes