BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sebagaimana tujuan dari audit manajemen untuk mengidentifikasi kegiatan, program, dan aktivitas yang masih memerlukan perbaikan, sehingga dengan rekomendasi yang diberikan nantinya dapat dicapaiperbaikan atas pengelolaan berbagai program dan aktivitas pada perusahaan tersebut. Dengan audit manajemen mampu dinilai ekonomisasi, efektvitas, dan efisiensi dalam suatu perusahaan. pelaksanaan audit manajemen melalui tahapan-tahapan tertentu dan pada akhirnya akan melahirkan sebuah alaporan yang lazim dikenal sebagai laporan audit manajemen. Pelaporan tersebut merupakan akhir dari proses audit. Dengan kata lain, pelaporan adalah hasil dari proses audit yang telah dilakukan. Dalam pelaporan terdapat hal-hal yang akan menjadi informasi penting bagi manajemen perusahaan agar berbenah. Dan juga terdapat rekomendasi yang akan membantu manajemen mengambil keputusan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah bahwa
1. Apakah cakupan dan standar kualitas laporan audit manajemen?
2. Bagaimana cara-cara penyajian laporan audit manajemen?
3. Seperti apakah contoh laporan audit manajemen?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan utama dari penulisan adalah untuk mendeskripsikan lebih dalam mengenai laporan audit manajemen dan juga untuk memenuhi tugas yang dititahkan oleh dosen.
BAB II PEMBAHASAN
Bagian akhir dari proses audit manajemen adalah pelaporan hasil audit. Laporan audit merupakan ringkasan hasil pekerjaan audit yang menginformasikan kelemahan-kelemahan manajemen dan menunjukkan cara untuk memperbaikinya. Dalam laporan audit manajemen mencakup :
1. Rekomendasi perubahan prosedur dan standar.
2. Menunjukan bagian-bagian yang beresiko.
3. Menyajikan penilaian atas sistem dan prosedur.
Laporan audit manajemen harus berkualitas, adapun standar kualitas laporan audit manajemen yakni:
a. Langsung
Artinya penyampaian dalam penulisan isinya tidak berbelit-belit. Dan menggunakan kalimat pembuka yang bersifat konklusif.
b. Laporan yang ringkas
Artinya dalam laporan audit hanya tercermin informasi-informasi yang relevan. Dan laporan disusun berdasarkan prioritas informasi sesuai tingkat signifkasinya.
c. Sesuai kondisi
artinya dalam bentuk penyajiannya haruslah sesuai dengan pembacanya. Gaya bahasa ataupun nadanya haruslah mampu dimengerti oleh pembaca.
d. Persuasif
Artinya laporan harus menunjukan dukungan dari semua data-data pendukunganya dan kesimpulan yang ada. Rekomendasi yang disarankan bermanfaat bagi pembaca.
e. Konstrukif
Dalam hal ini, laporan lebih menekankan pada penyebab dan bukan gejalanya. Kemudian terdapat temuan yang positif dan juga negative.
f. Orientasi pada hasil
Dalam laporan audit, orientasi utamanya memberikan solusi dan sebaiknya menjelaskan tindakan yang telah diambil manajemen.
g. Menarik
h. Tepat waktu
i. Laporan yang disusun diusahakan seimbang dengan biaya yang digunakan.
Laporan audit manajemen tidak dibuat atau disajikan secara sembarangan tetapi terdapat cara-cara penyajiannya yakni (a) Penyajian laporan mengikuti arus informasi yang diperoleh dalam setiap tahapan audit yang dilakukan. (b) Cara penyajian yang mengikuti arus informasi yang menitiberatan penyajian kepada kepentingan para pembaca/pengguna.
A. Penyajian Laporan berdasarkan informasi yang diperoleh dalam setiap tahapan audit yang dilakukan.
Dalam cara ini, auditor menyajikan hasil auditnya dalam laporan berdasarkan informasi yang diperoleh sesuai dengan tahapan-tahapan audit . Seorang auditor memperoleh informasi melalui tahapan-tahapan audit sebagai berikut :
a. Pengumpulan informasi latar belakang pada tahap audit pendahuluan.
b. Menetapkan tujuan audit sesungguhnya berdasarkan hasil review dan pengujian terhadap sistem pengendalian.
c. Pengumpulan bukti-bukti audit dan pengembangan temuan yang berkaitan dengan tujuan auditm pada tahap audit lanjutan.
d. Menarik kesimpulan berdasarkan bukti-bukti (temuan) audit yang berhasil dikumpulkan.
e. Merumuskan rekomendasi.
f. Menyatakan ruang lingkup yang telah dilakukan.
B. Penyajian laporan yang menitiberatkan pada kepentingan pengguna
Penyajian dengan menggunakan cara ini menitiberatkan pada kepentingan para pengguna laporan hasil audit. Umumnya para pengguna laporan audit lebih berkepentingan terhadap temuan auditnya daripada bagaimana auditor melakukannya. Dengan demikian dibutuhkan penyajian laporan yang dapat menjawab pertanyaan pengguna laporan dengan cepat, biasanya berupa kesimpulan atas audit yang dilakukan auditor. Dalam penyajian ini auditor mengikuti format sebagai berikut informasi latar belakang, kesimpulan audit disertai dengan bukti-bukti yang cukup untuk mendukung kesimpulan audit, rumusan rekomendasi, ruang lingkup audit.
a. Informasi latar belakang
Informasi tersebut merupakan informasi umum tentang tentang perusahaan dan program/aktivitas yang diaudit. Pada bagian ini auditor harus mampu memberikan gambaran umum tentang tujuan dan karakteristik perusahaan serta program/aktivitas yang diaudit, sifat, ukuran program, serta organisasi manajemennya. Pada bagian ini juga disajikan apa alasan mendasar dilakukannya audit manajemen.
b. Kesimpulan temuan audit
Untuk meyakinkan pengguna laporan audit, auditor harus menyajikan temuan-temuan yang diperoleh sebagai pendukung setiap kesimpulan yang dibuat. Kesimpulan dalam audit manajemen selalu dibuat berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh pada saat melakukan audit., baik audit yang berhubungan dengan kriteria, penyebab ataupun akibat. Dalam menyajikan temuan audit, auditor harus memerhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Judul bab harus mengidentifikasi pokok persoalan dan sedapat mungkin juga arah dari temuan.
2. Pokok-pokok setiap temuan harus diikhtisarkan secara singkat dan harus mengungkapkan kepada pengguna akan adanya uraian yang mendukung an menjelaskan pokok-pokok temuan tersebut.
3. Auditor harus menggambarkan kepada pengguna laporan tentang hal-hal yang ditemukan baik bersifat negative atau positif, apa penyebab, akibat dari temuan tersebut.
4. Dalam penyajian temuan auditor juga harus mempertimbangkan dan mengevaluasi komentar para pihak yang berkaitan dengan program/aktivitas yang diaudit.
5. Semua penyajian temuan harus diakhiri dengan suatu pernyataan yang menjelaskan sikap auditor atas dasar pertimbangan yang matang terhadap informasi yang diperoleh.
c. Rumusan rekomendasi
Rekomendasi merupakan saran perbaikan yang diberikan oleh auditor tas beebagai kekurangan/kelemahan yang terjadi pada program/aktivitas yang diaudit. Auditor harus memberikan rekomendasi kepada atasan dari pengelola program /aktivitas yang diaudit. Rekomendasi harus disertakan dalam laporan hasil audit. Setiap rekomendasi diajukan ole auditor harus dilengkapi dengan analisis yang menyangkut adanya peningkatan ekonomisasi, efisiensi, atau efektifitas yang akan dicapai dalam pelaksanaan program/aktivitas serupa di masa depan atau juga termasuk berbagai kemungkinan kerugian yang akan terjadi pada perusahaan jika rekomendasi tersebut tidak dilaksanakan.
d. Ruang lingkup audit
Ruang lingkup audit menunjukan berbagai aspek dari program/aktivitas yang diaudit dan periode waktu dari laporan/aktivitas yang diaudit oleh auditor. Pada bagian ini juga harus disajikan seberapa mendalam audit tersebut dilakukan. Untuk hal-hal yang tidak termasuk dalam lingkup audit ini, sebaiknya tidak disajikan di dalam laporan yang dibuat supaya tidak mengaburkan pemahaman pengguna laporan terhadap hasil audit yang disajikan auditor.
Contoh Laporan Audit Manajemen
Surabaya, 01 april 2009
No : 054/KAP/IV/2009
Lampiran : 3 eksemplar
Perihal : Laporan Hasil Audit Manajemen
Kepada
Yth, Direktur RS Puri Santika
Di Surabaya
Kami telah melakukan audit atas pengelolaan piutang pada Rumah Sakit Puri Santika untuk periode 2007/2008. Audit kami tidak dmaksudkan untuk memberikan pendapat atas kewajaran laporan keuangan perusahaan dan oleh karenanya kami tidak memberikan pendapat atas laporan keuangan tersebut. Audit tersebut dimaksudkan untuk menilai ekonominisasi (kehematan), efesiensi (daya guna), dan efektifitas (hasil guna). Pengelolaan piutang yang dilakukan dan memberikan saran perbaikan atas kelemahan pelayanan yang ditemukan selama audit, sehingga diharapkan di masa yang akan datang dapat dicapai perbaikan atas kekurangan tersebut dan perusahaan dapat beroperasi dengan lebih ekonomis, efisien, dan lebih efektif dalam mencapai tujuan:
Hasil audit kami sajikan dalam bentuk laporan audit yang meliputi :
Bab I : Informasi Latar Belakang
Bab II : Kesimpulan Audit yang didukung dengan temuan audit
Bab III : Rekomendasi
Bab IV : Ruang lingkup Audit
Dalam melaksanakan audit kami telah memperoleh banyak bantuan, dukungan, dan kerja sama dari berbagai pihak baik jajaran direksi maupun staf yang berhubungan dengan peaksanaan audit ini. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih atas kerja sama yang telah terjalin dengan baik ini.
Kantor Akuntan Publik
Rawiatmaya dan Rekan
IBEKA. RAWIATMAJA, S.E, M.M., Ak., BAP.
Bab I
Informasi Latar Belakang
PT Rumah Sakit Puri Santika (selanjutnya disebut “perusahaan”) berlokasi di Jl. Amerta No. 7-9 Surabaya, didirikan tanggal 10 November 1995 oleh para pendiri yang terdiri atas :
1. Dr. Sanjivani
2. Dr. Silvanus Sanjaya
3. Markonah Astiawati
4. Dr. Savitri Dewi Maharani
5. Dr. Sidarta Candra Aditya
Tujuan dari didirikannya perusahaan adalah untuk memberikan jasa pelayanan kesehatan dan jasa knsultasi kesehatan, dengan pelayanan yang akurat, tepat waktu dan penuh cinta kasih. Secara keseluruhan jasa pelayanan yang diberikan dapat dikelompokan menjadi dua yaitu:
1. Jasa pelayanan medis dan penunjang medis, yang meliputi:
a. Rawat inap
b. Rawat jalan
c. Instalasi Rawat Darurat
d. Laboratorium
e. Instalasi Farmasi
2. Jasa konsultasi kesehatan
Susunan direksi perusahaan adalah sebagai berikut:
Direktur Utama : Dr. Sanjivani
Direktur Medik : Dr. Savitri Dewi Maharani
Direktur Administrasi dan keuangan : Markonah Astiawati
Sedangkan tujuan dilakukannya audit adalah:
1. Menilai kecukupan prosedur pengelolaan piutang yang digunakan dalam menyelengarakan operasi rumah sakit.
2. Menilai ekonomisasi, efesiensi, dan efektivitas pengelolaan piutang yang dimiliki perusahaan.
3. Memberikan berbagai saran perbaikan atas kelemahan pengelolaan piutang yang ditemukan
Bab II
Kesimpulan Audit
Berdasarkan temuan (bukti) yang kami peroleh selama audit yang kami lakukan, kami dapat menyimpulkan berikut:
Kondisi:
1) Prosedur penjualan yang menimbulkan piutang (penjualan kredit) mengandung beberapa kelemahan diantaranya:
i. Tidak terdapat prosedur yang dapat memastikan bahwa pasien yang berobat dengan tanggungan perusahaan telah disetujui oleh pihak berwenang pada perusahaan penanggung.
ii. Tidak ada prosedur yang menjamin bahwa pasien yang berobat akan melunasi biaya pengobatan pada saat pasien yang bersangkutan pulang dari Rumah Sakit (ini terjadi terutama pada pasien tanpa penanggungan perusahaan yang akhirnya menimbulkan adanya piutang pribadi)
iii. Tidak ada prosedur yang memadai untuk memastikan bahwa pasien atas tanggungan perusahaan akan membayar kelebihan biaya perawatan yang ditanggung perusahaan. Hal ini berlaku juga untuk pasien yang berobat atas tanggungan perusahaan Asuransi.
2) Pencatatan terjadinya piutang kedalam kartu piutang perusahaan belum di lakukan secara tertib dan di siplin oleh petugas pencatat piutang.
3) Pencatatan mutasi piutang, terutama yang berasal dari pembayaran oleh dobitor tidak selalu biasa dihubungkan dengan keberadaan piutang di masing-masing kartu piutang, sesuai dengan terjadinya.
4) Penyajian piutang pada neraca tahunan belum menunjukkan keadaan piutang yang sesungguhnya bias ditagih perusahaan, karena di dalamnya masih terdapt piutang diragukan ketertagihannya (tidak tertutupi oleh penyisihan kerugian piutang yang di bentuk)
5) Perusahaan belum melakukan penghapusan terhadap piutang sudah kadaluwarsa (sudah melewati masa penyisihan sesuai dengan kebijakan akuntansinya).
6) Terjadi jumlah piutang yang sangat besar pada dibitor tertentu (terutama untuk dibitor afiliasi).
Kriteria:
1) Untuk memutuskan terjadinya penjualan kredit, harus ada jaminan bahwa pasien yang berobat akan membayar semua biaya pengobatan tepat pada waktunya.
2) Pencatatan piutang ke dalam kartu piutang harus dilakukan secar kronologis dan tepat waktu, sesuai dengan tanggal terjadinya untuk setiap debitur.
3) Penerimaan kas dari pembayaran piutang oleh debitor harus selalu dapat dihubungkan dengan bagian mana dari piutang yang dikreditkan. Sehingga jelas dari berbagai transaksi timbulnya piutang yang terjadi dapat diikuti dengan pembayaran.
4) Penyajian piutang di dalam harus mencerminkan keberadaan piutang yang kemungkinan besar dapat ditagih. Oleh karena itu, perusahaan harus membentuk penyisihan kerugian piutang yang memadai sebagai penilai dari saldo piutang yang dimiliki perusahaan.
5) Untuk piutang yang telah jatuh tempo lebih dari 3 tahun tetapi belum dibayar , tingkat penyisihan kerugianya adalah 100%. Oleh Karena itu, untuk piutang yang sudah melewati masa penyisihan (telah jatuh tempo diatas 3 tahun) seharusnya sudah dihapuskan dari pembukuan.
Penyebab:
1) Belum ada pedoman baku secara tertulis yang dimiliki oleh perusahaan, dalam prosedur dan sistem akuntansi yang digunakan saat ini.
2) Karyawan di bagian piutang sebagian merupakan karayawan baru dan belum memiliki pengalaman yang memadai dalam mengelola piutang perusahaan dengan bisnis rumah sakit.
3) Belum tersedia kebajikan dan atau peraturan memadai yang berkaitan dengan penentuan batas tertinggi jumlah piutang untuk satu debitor dan penghapusan terhadap piutang yang telah kadaluarsa.
Akibat:
1) Informasi piiutang yang tercatat di kartu piutang, buku besar piutang, dan jumlah piutang dalam neraca tidak selalu sama serta diragukan keakuratannya.
2) Banyak piutang yang tingkat ketertagihannya rendah(diragukan).
3) Banyak piutang yang tidak diakui utang oleh debitor
4) Piutang tersajikan di dalam neraca tidak mencerminkan bahwa piutang tersebut adalah aset likuid yang dimiliki perusahaan yang bias diharapkan sebagai sumber kas masuk untuk mendanai operasional perusahaan.
5) Perusahaan mengalami kerugian sebesar rp 7.272.608.644 karena piutamg tidak dapat ditagih.
Pejabat yang bertanggung jawab:
direktur administrasi keuangan
Daftar ringkasan temuan audit
No. kondisi kriteria penyebab Akibat
1 Surat penagihan disertai dengan kwitansi asli bernaterai Pengiriman kwitansi asli dengan materai cukup merupakan tanda terima uang dan kwitansi ini baru diterbitkan jika uang diterima Debitor mau membayar jika tagihan yang dikirim perusahaan dilengkapi dengan kwitansi asli bermaterai Debitor menyatakan telah membayar karena sudah memegang kwitansi asli bermaterai cukup, walaupun mungkin pembayaran belum dilakukan
2 Beberapa debitor menolak mengakui jumlah utang seperti yang dikonfirmasikan. Selain itu banyak tagihan yang ditolak karena ada perbedaan jumlah piutang menurut perusahaan dan yang diakui sebagai utang oleh debitor Setiap bulan perusahaan harus mengirim surat pernyataan utang kepada debitor untuk memastikan piutang yang tercatat pada kartu piutang debitor yang bersangkutan adalah benar. Perusahaan tidak mengirim konfirmasi dan surat pernyataan utang kepada debitor untuk mencocokkan jumlah piutang yang sebenarnya Sebagian piutang tidak diakui oleh debitor karena terjadi perbedaan pengakuan jumlah antara perusahaan dengan debitor dan untuk piutang ini diragukan ketertagihannya
3 Pembuatan jurnal kas masuk, terutama untuk pembayaran melalui bank, hanya mencatat jumlah transfer yang diterima perusahaan(tidak memuat rincian tentang pembayaran yang diterima untuk transaksi yang mana). Pencatatan kas masuk yang diterima dari debitor dalam jurnal penerimaan kas harus memuat penjelasan tentang identitas debitor yang membayar dan untuk transaksi yang mana pembayaran tersebut dilakukan Debitor tidak mengirim bukti transfer kepada perusahaan dan tidak memberikan penjelasan tentang rincian utang yang dibayar. Sering terjadi kesalahan dalam pengkreditan piutang dalam kartu piutang terhadap debitor yang telah membayar dan perbedaan jumlah antara saldo kartu piutang dibandingkan dengan jumlah yang terdapat di buku besar
4 Perusahaan menanggung beban penagihan yang terlalu tinggi Biaya transfer pembayaran bukan merupakan beban perusahaan Karyawan belum memahami penerapan ketentuan ini Perusahaan menanggung beban yang lebih besar daripada yang seharusnya
Bab III
Rekomendasi
Hasil audit yang dilakukan menemukan beberapa kelemahan ynag harus menjadi perhatian manajemen di masa yang akan datang. Kelemahan ini dikelompokkan menjadi dua yaitu:
1. Kelemahan yang terjadi pada sistem dan prosedur akuntansi yang dimiliki perusahaan.
2. Kelemahan yang terjadi karena kurang terlatihnya karyawan di bagian piutang dlam mengolah piutang yang dimiliki perusahaan.
Atas kelemahan yang terjadi, maka diberikan rekomendasi sebagai koreksi atau langkah perbaikan yang bias diambil manajemen untuk memperbaiki kelemahan tersebut.
Rekomendasi:
1. Perusahaan harus memmiliki sistem informasi akuntansi yang lengkap dan memadai bagi operasi rumah sakit untuk mendukung praktik pencatatan transaksi yang memadai, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum dan dapat menyajikan informasi piutang yang akurat di neraca.
2. Karyawan yang bertugas untuk melakukan pengelolaan piutang harus memenuhi kualifikasi sebagai pengelola piutang baik dalam pendidikannya maupun pengalaman dan harus mendapatkan pelatihan yang memadai untuk meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
3. Perusahaan harus membuat kebijakan-kebijakan dan peraturan yang cukup untuk menjadi dasar dalam pengelolaan piutang, baik dalam menentukan batas maksimun piutang penghapusan piutang.
Keputusan untuk melakukan perbaikan atas kelemahan ini sepenuhnya ada pada manajemen, tetapi jika kelemahan ini tida segera diperbaiki kami mengkhwatirkan terjadi akibat yang lebih buruk pada Pengelolaan Piutang Perusahaan di masa yang akan datang.
Bab IV
Ruang Lingkup Audit
sesuai dengan penugasan yang kami terima, audit yang kami lakukan hanya meliputi masalah pengelolaan piutang PT Rumah sakit Suri Santika untuk periode tahun 2007/2008. Audit kami mencakup penilaian atas kecukupan sistem pengendalian manajemen pengelolaan piutang, personalia yang bertugas mengelola piutang, dan aktivitas pengelolaan piutang itu sendiri
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Laporan audit manajemen memiliki cakupan yakni Rekomendasi perubahan prosedur dan standar, Menunjukan bagian-bagian yang beresiko, Menyajikan penilaian atas sistem dan prosedur. Dan laporan audit manajemen memiliki standar kualitas.
Dalam penyajiannya terdapat dua cara yakni (a) Penyajian laporan mengikuti arus informasi yang diperoleh dalam setiap tahapan audit yang dilakukan. (b) Cara penyajian yang mengikuti arus informasi yang menitiberatan penyajian kepada kepentingan para pembaca/pengguna.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
IBK Bayangkara. 2008. management audit prosedur dan implementasi. Jakarta: Salemba empat
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/RR.%20Indah%20Mustikawati,%20SE.Akt.,M.Si./KERTAS%20KERJA%20DAN%20LAP%20AUDIT%20MANAJEMEN.pdf.
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/RR.%20Indah%20Mustikawati,%20SE.Akt.,M.Si./MATERI%20LAP%20AUDIT%20MANAJEMEN.pdf
http://repository.binus.ac.id/content/F0162/F016266426.ppt
http://b_sundari.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/33626/PELAPORAN+AUDIT.pptx
0 comments:
Post a Comment