UKURAN KINERJA
Sistem Ukuran Kinerja
Cita-cita dari sistem ukuran kineja adalah untuk mengimplementasikan strategi. Dalam menetapkan sistem semacam itu, manajemen senior memilih ukuran-ukuran yang paling mewakili strategi perusahaan. Ukuran-ukuran ini dapat dilihat sebagai factor keberhasilan penting (critical success factors) masa kini dan masa depan. Jika ukuran-ukuran ini membaik, berarti perusahaan telah mengimplementasikan strateginya.
Keterbatasan Sistem Pengendalian Keuangan
Cita-cita penting dari suatu perusahaan bisnis adalah untuk mengoptimalkan tingkat pengembalian pemegang saham. Tetapi, mengoptimalkan profitabilitas jangka pendek tidak selalu menjamin tingkat pengembalian optimum bagi pemegang saham karena nilai pemegang saham mencerminkan nilai sekarang bersih dari perkiraan laba masa depan. Pada saat yang sama, kebutuhan akan umpan balik dan pengendalian manajemen yang terus menerus mengharuskan perusahaan mengukur dan mengevaluasi kinerja unit bisinis paling tidak sekali setahun. Hanya mengandalkan pada ukuran-ukuran keuangan saja tidak cukup dan, faktanya, dapat menjadi disfungsional.
Singkatnya, mengandalkan pada ukuran keuangan saja adalah tidak mencukupi untuk memastikan bahwa strategi akan dilaksanakan dengan sukses. Solusinya adalah untuk mengukur dan mengevaluasi manajer unit bisnis menggunakan berbagai ukuran, baik keuangan maupun nonkeuangan. Perusahaan menggunakan ukuran keuangan dan nonkeuangan dimasa lalu. Tetapi, mereka cenderung untuk menggunakan ukuran keuangan dan nonkeuangan ditingkat yang lebih rendah dalam organisasi untuk pengendalian tugas dan penilaian keuangan ditingkat yang lebih tinggi untuk pengendalian manajemen.
Balanced Scorecard
Balanced scorecard adalah suatu contoh dari sistem ukuran kinerja. Menurut para pendukung pendekatan ini, unit bisnis harus diberikan cita-cita dan diukur dari empat perspektif, yaitu keuangan, Pelanggan, Bisnis internal, serta inovasi dan pembelajaran.
Balanced Scorecard memelihara keseimbangan antara ukuran-ukuran strategis yang berbeda dalam suatu usaha mencapai keselarasan cita-cita, sehingga dengan demikian mendorong karyawan untuk bertindak sesuai dengan kepentingan terbaik organisasi.
Sistem Penilaian Kinerja: Pertimbangan Tambahan
Suatu sistem penilaian kinerja berusaha untuk memenuhi kebutuhan dari pihak pemangku kepentingan yang berbeda dari organisasi perusahaan dengan menciptakan campuran dari ukuran-ukuran strategis, yaitu Ukuran Hasil dan Pemicu, Ukuran keuangan dan nonkeuangan, dan ukuran internal dan eksternal.
Faktor Kunci Keberhasilan
Faktor Kunci keberhasilan membahas mengenai berapa ukuran nonkeuangan. Disini akan ditekankan mengenai variabel-variabel kunci yang dipilih untuk suatu unit bisnis tertentu.
Variabel Kunci yang Berfokus pada pelanggan
Variabel-variabel kunci berikut ini focus pada pelanggan yaitu pemesanan, pesanan tertunda, pangsa pasar, pesanan dari pelanggan kunci, kepuasan pelanggan, Retensi pelanggan, dan loyalitas pelanggan.
Variabel kunci yang Berkaitan dengan Proses Bisnis Internal
variabel kunci yang berkaitan dengan proses bisnis internal yaitu Utilitas kapasitas, pengiriman tepat waktu, perputaran persediaan, kualitas, dan waktu siklus.
Implemetasi Sistem Pengukuran Kinerja
Implementasi dari suatu sistem pengukuran keinerja melibatkan empat langkah umum, yaitu
1. Mendefinisikan strategi
2. Mendefinisikan ukuran-ukuran dari strategi.
3. Mengintegrasikan ukuran-ukuran kedalam sistem manajemen.
4. Meninjau ukuran dan hasilnya secara berkala.
Kesulitan-kesulitan dalam mengimplementasikan sistem pengukuran kinerja antara lain,
1. Korelasi yang buruk antara ukuran nonkeuangan dengan hasilnya
2. Terpaku pada hasil keuangan
3. Ukuran-ukuran tidak diperbarui
4. Terlalu banyak pengukuran
5. Kesulitan dalam menetapkan trade-off
Pengendalian Interaktif
Peran utama dari pengendalian menajemen adalah untuk membantu pelaksanaan strategi. Dari sisi ini, strategi yang terpilih mendefinisikan factor kunci keberhasilan yang menjadi titik pusat dari desain dan operasi sistem pengendalian. Hasil akhirnya adalah implementasi strategi yang berhasil. Dalam industeri yang mengalami perubahan yang pesat, informasi pengendalian manajemen juga memberikan dasar untuk memikirkan startegi baru. Hal ini yang disebut dengan pengendalian interaktif.
Tujuan utama dari pengendalian interaktif adalah untuk memfasilitasi terciptanya organisasi pembelajaran. Sementara factor kunci keberhasilan adalah penting dalam desain sistem pengendalian untuk mengimplementasikan strategi yang terpilih, ketidak pastian strategis memandu penggunaan sekelompok informasi pengendalian manajemen secara interaktif dalam mengembangkan strategi baru. Ketidakpastian strategis adalah pergeseran lingkungan secara mendasar yang mungkin mengganggu aturan-aturan yang dijalankan oleh suatu organisasi hari ini.
Pengendalian Interaktif memiliki karakteristi-karakteristik berikut ini :
1. Sekelompok informasi pengendalian manajemen mengenai ketidakpastian strategis yang dihadapi oleh bisnis tersebut menjadi titik pusat.
2. Eksekutif senior menerima informasi semacam itu dengan serius.
3. Manajer pada semua tingkatan organisasi tersebut memfokuskan perhatiannya pada informasi yang dihasilkan oleh sistem itu.
4. Atasan, bawahan, dan rekan kerja bertemu untuk menginterpretasikan dan membahas implikasi dari informasi untuk inisiatif strategis masa depan.
5. Rapat dilaksanakan dalam bentuk debat serta tantangan terhadap data dan asumsi yang mendasari, srta tindakan yang sesuai.
Pengendalian inertaktif bukanlah suatu sistem yang terpisah, melainkan merupakan bagian yang integral dari sistem pengendalian manajemen. Beberapa informasi pengendalian manajemen membantu manajer untuk memikirkan strategi baru. Informasi pengendalian interaktif biasanya, namun tidak selalu, bersifat nonkeuangan. Karena ketidakpastian strategis berbda antara bisnis yang satu dengan yang lain, maka eksekutif senior pada perusahaan berbeda mungkin memiliki bagian yang berbeda dari sistem pengandalian manajemen merka untuk digunakan secara interaktif.
Suatu subsistem seharusnya memenuhi kondisi-kondisi berikut ini sebelum dapat digunakan sebagai sitem pengendalian interaktif:
1. Data dalam subsistem harus tidak ambigu serta mudah dipahami serta diinterpretasikan.
2. Subsistem tersebut harus memuat data mengenai ketidakpastian strategis.
3. Data dalam subsistem seharusnya membantu perusahaan untuk mengembangkan strategi baru.
0 comments:
Post a Comment